REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pengamat ekonomi Universitas Indonesia (UI) Aris Yunanto menilai kepala daerah yang mempunyai prestasi cocok untuk menduduki menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM).
"Kalau jadi menteri keuangan ya tidak cocok karena memang harus mempunyai keahlian khusus keuangan," kata Aris menanggapi wacana kepala daerah berprestasi untuk masuk kabinet Jokowi-JK, Minggu.
Aris mengatakan selain sektor koperasi dan UKM, kepala daerah yang berprestasi juga cocok untuk mengisi menteri tenaga kerja, namun Aris mengatakan bahwa siapa saja boleh memberikan masukan dalam kabinet tetapi penetapan menteri menjadi hak sepenuhnya seorang presiden.
"Tim Transisi pun hanya sebatas memberikan usulan saja. Namun, menteri yang cocok dan akan dipilih tentu yang memiliki irama yang sama dengan Presiden, dan orang dengan kemampuan luar biasa bagaikan Superman," katanya.
Menurut dia bebarapa kepala daerah memang diprediksi cocok mengisi pos pos kementrian terutama yang berhubungan dengan ekonomi kerakyatan. Nama-nama seperti Bupati Kudus Musthofa, dan Wali kota Surabaya Tri Rismaharini disebut sebut merupakan figur yang cocok dijadikan menteri untuk membantu tugas Jokowi-JK.
Publik tentu masih ingat tentang profil seorang Risma yang berhasil menertibkan kota Surabaya menjadi kota yang aman dan tertib termasuk menutup lokalisasi Doli yang diklaim sebagai tempat prostitusi terbesar seasia tenggara, hal yang tidak berhasil dilakukan oleh walikota walikota sebelumnya.
Meski begitu Risma hingga saat ini belum mau menunjukkan kemauannya untuk mengisi jabatan menteri aparatur negara yang diusulkan diisi olehnya
Tak kalah menarik Bupati Kudus Musthopa merupakan figur kepala daerah dengan serentetan prestasi, sepanjang 2014 Musthopa telah membangun dan memperbaiki 13 Jembatan yang rusak dengan kebutuhan dana mencapai Rp15 miliar.
Selain itu Musthopa juga berhasil membina pedagang kaki lima di Kudus dengan gerakan "Gebyar PKL".
Menanggapi hal ini Bupati Musthofa juga memilih untuk tidak terlalu memikirkan hal tersebut "Saya belum memikirkan bagaimana memberdayakan UKM, karena selama ini saya hanya memberdayakan UKM di daerah Kudus saja," katanya.