Senin 08 Sep 2014 07:18 WIB
Munir Ada dan Berlipat Ganda

Rumah Munir, Sepuluh Tahun Setelah Dia Pergi (bagian 1)

Rep: n54/ Red: Joko Sadewo
 Komite Aksi Solidaritas untuk Munir (Kasum) melukis stensil wajah munir saat peringatan 10 tahun kasus pembunuhan aktivis HAM Munir di Bundaran HI, Jakarta, Ahad (7/9). (Republika/Wihdan)
Komite Aksi Solidaritas untuk Munir (Kasum) melukis stensil wajah munir saat peringatan 10 tahun kasus pembunuhan aktivis HAM Munir di Bundaran HI, Jakarta, Ahad (7/9). (Republika/Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, Akhir pekan lalu, keriuhan yang tak biasa terjadi di sebuah rumah dua lantai di Jl. Bukit Berbunga, Kota Batu, Jawa Timur. Tenda, kursi, serta panggung tertata di halaman bak dekorasi pesta perkawinan. Tapi orang-orang di sekitar tahu belaka itu bukan perayaan pernikahan.

Rumah tua di pinggir jalan itu milik Munir Said Thalib, pejuang Hak Asasi Manusia (HAM) yang kini sudah almarhum. Sepuluh tahun lalu, 7 September 2004, pria kelahiran Malang 1965 itu ditemukan tak bernyawa dalam penerbangan Jakarta-Amsterdam.

Pada 7 September tahun ini, persis satu dekade dia berpulang. Para pegiat HAM, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), mahasiswa dan banyak kalangan lainnya memperingati hari bersejarah tersebut. Di Kota Batu, kawasan wisata berhawa sejuk dekat Kabupaten Malang, peringatan berlangsung di rumah Munir.

Rumah tua itu tak lagi menjadi hunian sejak Istri Munir, Suciwati, merelakannya menjadi ruang publik pada Desember 2013. Rumah itu kini bernama Omah Munir. Sebuah museum kecil bertema HAM yang secara khusus didedikasikan mengenang sosok dan pemikiran Munir.

‘Omah’ dalam bahasa Jawa berarti rumah.  “Kalau namanya museum terkesannya tua dan dingin. Kalau ‘omah’ itu kan jadi terasa seperti tempat tinggal yang hidup,” ujar Nong Darol Mahmada, salah satu pentolan relawan.

Omah Munir menyajikan berbagai informasi tentang Munir dan isu HAM di Indonesia, khususnya yang berkenaan dengan Munir.  Sosok Munir, ditampilkan dalam berbagai media. Ada sejumlah panel poster berisi info grafik, foto, patung, serta video. Selain itu, dipajang juga berbagai benda memorabilia, dari mulai sepatu, jam tangan, hingga rompi antipeluru.

Dibandingkan peringatan serupa di sejumlah kota, baik di dalam maupun luar negeri, acara mengenang satu dekade Munir di kediamannya terbilang istimewa. Cukup banyak pesohor dari Jakarta menyempatkan hadir. Sebut saja budayawan Butet Kertaradjasa, duet sineas Riri Riza dan Mira Lesmana, penyanyi Glenn Fredly, komika Ernest Prakasa dan kawan-kawan, serta sejumlah wajah layar kaca lainnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement