Selasa 09 Sep 2014 09:45 WIB

Gunung Slamet Berstatus Siaga, Warga Bergantian Melekan

Rep: Eko Widiyanto/ Red: Indah Wulandari
  Petugas memantau aktivitas Gunung Slamet di Pos Pengamatan Gunung Slamet Desa Gambuhan, Pemalang, Jateng, Selasa (12/8). (Antara/Oky Lukmansyah)
Petugas memantau aktivitas Gunung Slamet di Pos Pengamatan Gunung Slamet Desa Gambuhan, Pemalang, Jateng, Selasa (12/8). (Antara/Oky Lukmansyah)

REPUBLIKA.CO.ID,PURWOKERTO--Aktivitas berupa lontaran lava pijar masih terus berlangsung di Gunung Slamet. Bahkan sejak beberapa hari terakhir, lontaran lava tersebut terlihat jelas dari Kota Purwokerto dalam bentuk titik api.

Warga di kota kripik tersebut bisa melihat api cukup terang menyala di pucuk gunung yang merupakan gunung tertinggi di Jawa Tengah. 

''Warga kami memang mulai banyak yang melek pada malam hari untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya hal-hal yang luar biasa dengan gunung Slamet,'' kata  Kepala Dusun Limpakuwus Wasirun, di Desa Limpakuwus, Kecamatan Sumbang, Banyumas, Selasa (9/9).

Sementara aktivitas warga yang tinggal di desa-desa terdekat dari puncak Slamet, belakangan mulai meningkatkan kewaspadaan. Sepeti di Desa Limpakuwus Kecamatan Sumbang, pada malam hari banyak warga melakukan membawa kentongan melakukan ronda keliling desa.

Demikian juga di desa-desa lainnya, seperti Desa Kedungmalang Kecamatan Sumbang. Banyak warga bergadang di balai desa setempat, untuk mengawasi aktivitas gunung Slamet.

"Malam tadi, bahkan ada banyak warga ke luar rumah karena suara Slamet dan lontaran lava pijarnya bisa terlihat jelas dari sini,'' kata Yanto (46), warga desa setempat. Bahkan lontaran lava pijar, kadang disertai suara gemuruh dan demtuman yang cukup keras dari puncak Slamet.

Berdasarkan data di pos pengamatan Gunung Slamet Desa Gambuhan Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang, aktivitas vulkanik Gunung Slamet sepanjang Senin malam hingga Selasa dinihari, memang relatif tinggi.

Pada Selasa (9/9) dinihari pukul 00.00 WIB hingga 06.00 WIB, terjadi 83 kali sinar api dan 46 kali lontaran lava pijak dengan ketinggian hingga mencapai 500 meter. Munculnya sinar api dan lontaran lava pijar tersebut, disertai dengan 45 kali suara dentuman dan tujuh kali suara gemuruh dengan intensiatas suara sedang hingga kuat.

''Mengenai kegempaan, hingga semalam masih didominasi dengan gempa tremor terus menerus,'' kata koordinator tim pemantau pos pengamat Gunung Slamet, Sudrajat.

Mengenai status, Sudrajat menyebutkan, hingga Selasa (9/9) pagi, status gunung Slamet masih Siaga atau Level III. Dengan status tersebut, areal berbahaya bagi aktivitas warga masih di radius 4 km dari puncak. ''Di luar radius itu, masyarakat masih bisa beraktivitas seperti biasa,'' jelasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement