Oleh: Hafidz Muftisany
Lain lagi dengan Idham Khalid, dai mengajar ini ditugaskan ke Halmahera Timur. Ia sempat kaget karena wilayah ini sangat pelosok dan merupakan pengembangan daerah baru di Halmahera. Tapi, ia berusaha tegar karena yakin di manapun ditugaskan akan memberikan kemampuan maksimal.
STAI Luqman al Hakim Hidayatullah adalah wadah penggodokan dai-dai Hidayatullah lewat pendidikan formal. Lahirnya STAI Luqman al Hakim tak bisa lepas dari pendirian Pesantren Hidayatullah Surabaya tahun 1987.
Bergerak di bidang pendidikan, dakwah, dan sosial, Pesantren Hidayatullah kini berkembang pesat. Semakin besar cakupan wilayah dakwah Hidayatullah, semakin besar pulalah kebutuhan akan hadirnya dai.
Berlatar kebutuhan itulah lahir Pendidikan Tinggi Islam (PTI) tahun 1994. Lembaga pendidikan formal ini dikhususkan untuk mengader calon dai dan kiai yang siap diterjunkan ke seluruh wilayah di Tanah Air.
Saat berdiri, yayasan yang diketuai Ustaz Abdurrahman belum mendapatkan status terdaftar dari kementerian terkait. Pola pembelajaran pun pada awalnya berjalan secara mandiri.
Kurikulum yang diterapkan 100 persen rancangan internal. Kurikulum ini difokuskan untuk mencetak dai yang siap diterjunkan ke cabang-cabang Hidayatullah.
Melihat perkembangan zaman, tuntutan sosial serta peluang mahasiswa PTI untuk melanjutkan jenjang pendidikan ke level lebih tinggi, PTI berubah menjadi STAI Luqman al Hakim pada 1997.
Jajaran sivitas akademika STAI Luqman al Hakim pun berusaha untuk mendapatkan akreditasi dan status terdaftar ke Kementerian Agama.
Tepatnya pada 1 Juli 1998, STAI Luqman al Hakim mendapat SK Menteri Agama No E/191/1998 untuk dua jurusan. Pertama, jurusan dakwah dengan program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI). Kedua, jurusan tarbiyah dengan program studi Kependididkan Islam (KI).
Perjuangan STAI Luqman al Hakim untuk mendapatkan akreditasi pun membuahkan hasil. Pada 2010 kedua jurusan, baik KPI maupun KI mendapatkan akreditasi B. Kini STAI Luqman al Hakim Hidayatullah juga membuka program studi Manajemen Pendidikan Islam (MPI), Pendidikan Guru Raudhatul Athfaal (PGRA), dan Ekonomi Syariah (EKSA).