REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Satelit NOAA 18 milik Amerika Serikat yang dioperasikan Singapura mendeteksi kemunculan 80 titik panas ("hotspot") di daratan Pulau Sumatera pada Selasa sore.
Menurut catatan Pusat Data dan Informasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, dari jumlah tersebut, sebanyak 20 titik berada di daratan Provinsi Riau.
Jumlah itu jauh meningkat dibandingkan sehari sebelumnya dimana Satelit NOAA 18 hanya merekam keberadaan delapan "hotspot" di Sumatera dan dua di antaranya berada di Riau.
Menurut BPBD, 20 titik panas Riau yang terakhir kali terdeteksi itu tersebar di empat wilayah kabupaten. Terbanyak berada di Kaupaten Indragiri Hulu yakni 11 titik dan di Kuantan Singingi ada sebanyak lima "hotspot".
Kemudian di Kabupaten Pelalawan terdeteksi kemunculan tiga titik panas dan di Indragiri Hilir hanya ada satu "hotspot".
Sementara itu, Satelit Modis Terra dan Aqua di hari yang sama sekitar pukul 17.00 WIB hanya mendeteksi dua titik panas di Riau tepat di daratan Kabupaten Pelalawan.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan meski masih bermunculan titik panas, Provinsi Riau masih aman dari ancaman bencana kabut asap dampak dari kebakaran hutan dan lahan.
"Masih aman, Riau memang ada titik panas namun jumlahnya minim," kata Kepala Bidang Data BNPB Agus Wibowo.