Rabu 10 Sep 2014 23:30 WIB

Kenaikan Elpiji 12 Kg tak Pengaruhi Inflasi

Rep: Aldian Wahyu Ramadhan/ Red: Ichsan Emerald Alamsyah
  Pekerja menata tabung elpiji (liquified petroleum gas/LPG) 12 kg di di salah satu agen gas elpiji di Jakarta Timur, Selasa (9/9).   (Republika/ Yasin Habibi)
Pekerja menata tabung elpiji (liquified petroleum gas/LPG) 12 kg di di salah satu agen gas elpiji di Jakarta Timur, Selasa (9/9). (Republika/ Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Kenaikan tarif Elpiji 12 kg dinilai tidak akan berpengaruh besar terhadap inflasi. Paling tidak, kenaikan tarif tersebut dampaknya tak sebesar kenaikan tarif BBM bersubsidi.

Pengamat Ekonomi Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan Muhammadiyah Muslimin Anwar mengatakan, dampak perubahan harga elpiji 12 kg tidak berefek besar terhadap perekonomian Indonesia. Ia pun mengapresiasi keberanian pemerintah memberikan persetujuan kepada Pertamina. Khususnya untuk menaikkan harga Elpiji 12 kg sebesar Rp 1.500 per kg mulai hari ini. 

Menurut dia, hal ini dikarenakan setidaknya oleh beberapa hal. Pertama, harga jual elpiji dari Pertamina masih terlalu rendah yaitu Rp 6.100 per kilogram. Atau, tutur dia, setengah dari harga keekonomiannya sekitar Rp 12.100 per kilogram.

Secara tidak langsung Pertamina telah menyubsidi konsumennya yang mengancam neraca keuangan BUMN ini. Kedua, lanjut dia, dampak kenaikan Elpiji 12 kg terhadap inflasi indeks harga konsumen (IHK) tidak akan mencapai 0,1 persen.

Kontribusi kenaikan elpiji 12 kg terhadap hitungan inflasi tidak sebesar lonjakan inflasi akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Rata-rata rumah tangga mengganti tabung elpiji 12 kg pada setiap tiga pekan sekali, berbeda dengan BBM dengan frekuensi lebih tinggi.

Ketiga, bobot Elpiji 12 kg dalam perhitungan inflasi kelompok bahan bakar rumah tangga relatif kecil. Jika, tutur dia, dibandingkan dengan bahan bakar rumah tangga lainnya, seperti minyak tanah dan Elpiji 3 kg.

Menurut Muslimin, total bobot bahan bakar rumah tangga dalam perhitungan inflasi sekitar 2,16 persen. Keempat, jumlah rumah tangga pemakai Elpiji 12 kg sangat jauh lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah rumah tangga yang memakai Elpiji dengan ukuran tabung tiga kg.

Selain itu, mayoritas pengguna tabung 12 kg adalah dari kalangan rumah tangga yang mampu dan mapan. Kelima, pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi tidak terlalu mengkhawatirkan.

Namun demikian, kenaikan harga Elpiji 12 kg tetap harus dibarengi dengan peningkatan kualitas layanan Pertamina atas konsumen.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement