Kamis 11 Sep 2014 08:40 WIB

Potensi Ekonomi Situbondo Pikat Atase Perdagangan Jepang

Rep: c54/ Red: Erdy Nasrul
 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) menerima mantan Perdana Menteri Jepang Yasuo Fukuda (kiri) di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (1/9).  (Antara/Andika Wahyu)
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) menerima mantan Perdana Menteri Jepang Yasuo Fukuda (kiri) di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (1/9). (Antara/Andika Wahyu)

REPUBLIKA.CO.ID, SITUBONDO—Potensi perekonomian Kabupaten Situbondo , Jawa Timur, memikat investor asal Jepang. Memiliki panjang pantai 150 Kilometer (Km) dengan kedalaman perairan pantai 20-30 Km, Situbondo merupakan lokasi yang cocok untuk bersandarnya kapal-kapal besar.  

Dibandingkan kondisi perairan di pesisir pantai utara Jawa lain, perairan Situbondo juga lebih tenang, sehingga jauh dari risiko gangguan cuaca. Hal tersebut disampaikan Atase Perdagangan Jepang untuk Indonesia Horyu Matsuzaki.

Menurut Matsuzaki, jika Situbondo berhasil membangun bandar perniagaan di wilayah perairannya, pembangunan perekonomian kabupaten berjuluk Kota Santri tersebut niscaya akan pesat. Menurut dia,

Situbondo bisa langsung mengangkut hasil industrinya, baik ke bagian barat maupun timur Indonesia.

“Tapi syaratnya, pelabuhannya harus besar, agar cukup untuk kapal-kapal besar,” ujar Matsuzaki, berbicara di hadapan Bupati Situbondo Dadang Wigiarto dan sejumlah pejabat teras Situbondo, Rabu (10/9) malam.

Meski begitu, sementara Situbondo mengupayakan insfrastruktur penunjang, Matsuzaki menyampaikan, pihaknya akan mulai menawarkan Situbondo kepad para investor Jepang. “Di Indonesia ada kurang-lebih 160 perusaah Jepang.

Mereka sekarang sedang mencari-cari tempat untuk berinvestasi,” kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement