Kamis 11 Sep 2014 15:46 WIB

Tony Blair Apresiasi Islam di Indonesia

Rep: Muhammad Iqbal/ Red: Joko Sadewo
Tony Blair
Foto: independent.co.uk
Tony Blair

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Mantan Perdana Menteri Britania Raya Tony Blair dalam pertemuannya dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengapresiasi perkembangan Islam di Indonesia. 

Blair menilai model Islam di Tanah Air dapat digunakan bangsa-bangsa di dunia karena penuh toleransi, kemaslahatan dan kedamaian.  Terlebih saat ini, di tengah maraknya perkembangan Islam radikal, Islam di Indonesia semakin memiliki relevansi dan urgensi untuk disebarluaskan.

Demikian disampaikan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin kepada wartawan saat ditemui di kantor presiden, kompleka Istana Kepresidenan, Kamis (11/9).  Lukman memberikan tanggapan terkait materi pertemuan antara Blair dan SBY.  Menurut Lukman, pertemuan lebih banyak menyinggung upaya Britania Raya dan Indonesia menjembatani barat dan Islam.

Sebuah upaya yang telah digagas delapan tahun silam.  Salah satu bentuk kerja samanya adalah pertukaran pelajar dan guru asal pesantren Darunnajah di Jakarta Selatan dengan sekolah keagamaan di Inggris.  Selain itu, Lukman menjelaskan, Blair dan SBY membicarakan perkembangan terkini seputar Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS).

Dalam kesempatan tersebut, SBY menjelaskan beragam upaya yang telah dilaksanakan pemerintah dalam membendung dan memberangus beredarnya paham ISIS.  "Misalnya dengan lebih memberikan penguatan pada tokoh Islam moderat, ormas-ormas Islam moderat lebih diperkuat, bagaimana melalui pendidikan keagamaan," kata Lukman. 

Pendidikan Islam, kata dia, lebih dititikberatkan pada esensi agama sehingga upaya membentengi diri dari pengaruh asing yang tidak sesuai dengan jati diri keindonesiaan itu melalui pendidikan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement