REPUBLIKA.CO.ID, DONETSK -- Pasukan Ukraina dan kelompok pemberontak pro-Kremlin pada Jumat mengatakan mereka telah melakukan pertukaran puluhan tawanan berdasarkan syarat-syarat yang ditetapkan dalam gencatan senjata, bertujuan untuk mengakhiri pemberontakan di wilayah timur yang telah berlangsung selama lima bulan.
Pemimpin kelompok pemisah Andrei Purgin mengatakan 31 gerilyawan ditukar dengan 36 tentara Ukraina di sebuah kota di utara basis pemberontak di Donetsk.
"Saya harap proses ini akan berlanjut lebih jauh dan semakin sedikit masalah dari pihak kami maupun Ukraina," kata Purgin, wakil perdana menteri Republik Rakyat Donetsk yang diproklamirkan sendiri.
"Ini berlangsung sangat lamban," katanya. "Tentara Ukraina mempunyai daftar merah dan ada beberapa orang yang tidak ingin mereka serahkan."
Secara keseluruhan, katanya, sekitar 300 tahanan telah dipertukarkan di Donetsk sejak adanya gencatan senjata --150 orang dari masing-masing pihak-- namun tidak ada data untuk kawasan separatis berdekatan di Lugansk.
Presiden Ukraina Petro Poroshenko mengatakan dalam akun Twitternya bahwa kelompok pemberontak telah melepaskan 57 tentara sejak Kamis lalu.
Ia mengatakan gencatan senjata yang ditandatangani di Minsk, ibukota Belarusia, sepekan lalu memberi peluang bagi Kiev "untuk membebaskan orang-orang kami, memperkuat militer, membangun pertahanan yang kuat dan melindungi kota-kota serta desa-desa".
Pemimpin Ukraina itu pekan lalu mengatakan bahwa pihak pembangkang telah melepaskan hampir 650 tentara, dari sekitar 1.200 yang ditawan sejak pertempuran bermula pada April.
Kesepakatan Minsk yang berisi 12 poin itu membuka jalan bagi negosiasi otonomi terbatas untuk sebagian dari dua kawasan berbahasa Rusia itu, dalam satu kesatuan Ukraina, namun beberapa pemimpin puncak kelompok pemberontak menegaskan akan meminta kemerdekaan sekaligus.