Senin 15 Sep 2014 23:02 WIB

Atasi Rasa Canggung, Kelompok ini Menari dalam Gelap

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Bagi banyak orang, menari di depan umum adalah hal yang mengerikan. Satu-satunya waktu di saat kita tak ragu bergoyang adalah ketika berada di rumah, di ruang tamu kita, tempat di mana tak ada satu orang pun dapat melihat.

Tapi kini ada sebuah wadah atau komunitas yang bisa mengakomodasi kebiasaan itu dengan kehadiran orang lain, caranya? Dengan mematikan lampu.

Komunitas ini disebut “Tak ada lampu tak ada baju tari” dan ini adalah gagasan dari dua penari asal Melbourne yakni Alice Glenn dan Heidi Barrett, yang percaya bahwa menari seharusnya penuh dengan kesenangan bukannya kekhawatiran tentang seberapa bagus penampilan anda atau seberapa bagus tarian Anda.

“Ini adalah tempat di mana anda bisa datang dan menari dalam gelap untuk sepenuhnya kesenangan menari. Tak ada orang yang bisa melihat anda, tak ada yang menilai anda. Kami memainkan satu jam penuh lagu-lagu yang menghentak dan nomor klasik dan tiap orang pun dibuat terbuai,” urai Alice, baru-baru ini.

Para penari bergoyang dalam gelap dalam sesi ‘No lights no lycra’ yang diadakan komunitas Alice dan Heidi di Melbourne.

 

Apa yang dimulainya 5 tahun lalu sebagai sebuah eksperimen bersama kawan-kawan, kini, telah berubah menjadi komunitas menari global yang membuat para perempuan pemalu tak canggung lagi bergoyang.

Tiap hari rabu pukul 7 malam di sebuah gereja di Melbourne, sekitar 100 orang berkumpul untuk menikmati satu jam menari bersama tanpa penerangan.

Hampir mirip seperti klub malam, namun dengan tanpa minuman keras, tanpa obat-obatan terlarang, dan yang paling penting, tanpa lampu!.

Hanya dari sebuah ruang tamu ke berbagai kota di seluruh dunia

Alice dan Heidi belajar menari bersama dan lelah harus terlihat bagus saat menari.

“Kami dulu tinggal bersama dan menari dalam gelap di ruang tamu dan kami merasa bahwa harus melakukan ini dengan beberapa teman,” kisah Heidi.

Ia menambahkan, “Dan kami mengundang sekitar 5 orang untuk bergabung. Benar-benar dimulai dari sana. Minggu depannya, kelima orang itu memberi tahu 5 teman mereka dan kemudian ini berkembang begitu saja.”

Alice mengatakan, mereka kini memiliki 42 komunitas serupa di seluruh dunia.

Kini, orang-orang dari New York hingga Shanghai menari layaknya tak ada yang menyaksikan karena memang dilakukan dalam suasana gelap.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement