Kamis 18 Sep 2014 08:54 WIB

The Fed Pertahankan Kebijakan

The Fed/Ilustrasi
Foto: ABC News
The Fed/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Federal Reserve atau bank sentral AS pada Rabu mempertahankan perkiraannya untuk awal kenaikan suku bunga di 2015, namun sedikit memangkas proyeksinya untuk pertumbuhan AS.

Mempertahankan sikap "dovish" berhati-hati terhadap inflasi, Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) tidak mengubah bahasa yang ia gunakan untuk sinyal rencana suku bunganya, dengan mengatakan setiap kenaikan akan terjadi hanya pada "waktu yang cukup" setelah program stimulus pembelian obligasi berakhir pada Oktober.

Meskipun ekonomi terus berkembang "pada kecepatan moderat", pembuat kebijakan moneter melihat pertumbuhan tahun depan hanya di kisaran 2,6-3,0 persen, lebih lambat dari tingkat 3,0-3,2 persen yang mereka proyeksikan tiga bulan lalu.

Tetapi mereka meningkatkan prospek mereka untuk pengangguran, mengatakan tingkat pengangguran akan jatuh dari saat ini 6,1 persen menjadi 5,4-5,6 persen pada akhir tahun berikutnya, sedikit lebih baik dari prospek sebelumnya.

Sementara FOMC mempertahankan rencananya untuk mengakhiri program pelonggaran kuantitatif, membeli obligasi untuk menyuntikkan uang ke dalam perekonomian dan untuk menjaga tingkat suku bunga rendah dalam jangka panjang.

Program pembelian obligasi, yang berjumlah 85 miliar dolar AS per bulan pada Desember 2013 telah terus berkurang dan akan berakhir pada Oktober, jika kecenderungan saat ini dalam perekonomian tidak berubah, kata FOMC.

Pertemuan dua hari FOMC telah diperkirakan untuk meninjau apakah Fed harus mengubah pandangan untuk kenaikan tingkat suku bunga federal funds 0-0,25 persen, yang diharapkan untuk pertengahan tahun depan atau lebih lambat.

Jadi yang disebut "hawks" inflasi yang mendorong FOMC untuk memungkinkan kenaikan suku bunga lebih awal dalam bahasa mereka, termasuk menghilangkan frase "cukup waktu".

Dua anggota FOMC, keduanya dikenal "hawks", memilih menentang pernyataan kebijakan, satu dengan alasan bahwa ungkapan atau frase itu mengikat tangan Fed pada kebijakan, dan yang lainnya beralasan bahwa ekonomi sedang membaik dan kebijakan suku bunga sangat rendah, di tempat (telah dipertahankan) selama hampir enam tahun, membantu memompa saham dan aset lainnya ke tingkat yang tidak masuk akal.

Di balik pertemuan tersebut adalah perdebatan tentang apakah pasar tenaga kerja membutuhkan dukungan terus menerus dari tingkat suku bunga yang sangat rendah, dan apakah risiko-risiko itu sebuah wabah (penjangkitan) inflasi, yang semakin mendominasi diskusi kebijakan moneter tahun ini.

Tingkat pengangguran telah jatuh lebih cepat dari yang telah FOMC harapkan, kehilangan dua persentase poin penuh dalam dua tahun menjadi 6,1 persen saat ini.

Namu demikian Ketua Fed Janet Yellen berpendapat masih ada pelambatan signifikan di pasar, seperti yang ditunjukkan oleh tingkat partisipasi rendah secara historis serta jutaan tenaga kerja yang setengah menganggur dan keluar dari pasar kerja.

Pendukung posisinya, upah belum pulih dengan ekonomi, dan inflasi tetap secara kuat terkendali. Pada Rabu pagi data harga konsumen Agustus, misalnya, menunjukkan penurunan pertama dalam lebih dari satu tahun, dan indeks harga konsumen keseluruhan naik 1,7 persen dari setahun lalu.

Tetapi menyulitkan gambaran itu adalah lambat atau perlambatan pertumbuhan di Eropa, Asia dan Amerika Latin -- menyatakan Fed harus menjaga beberapa jenis stimulus -- dan kekhawatiran tentang harga aset-aset meningkat di Amerika Serikat dan di tempat lain yang menyalahkan uang longgar atau murah terlalu bertahun-tahun.

Pasar, yang datar sebelum pengumuman, naik setelah itu. Indeks S&P 500 naik 0,4 persen dan Dow Jones Industrial Average naik 0,3 persen.

Dolar, juga sedikit berubah menjelang pernyataan Fed, tetap stabil.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement