REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyakit rabies yang tersebar di lebih dari 150 negara dan menelan korban jiwa hingga 55.000 orang per tahun sebagian besar ditularkan melalui gigitan anjing.
"Rabies 98 persen ditularkan oleh anjing dan sisanya ditularkan oleh kucing dan kera," kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan Prof dr Tjandra Yoga Aditama SpP (K) , MARS, DTM&H, DTCE dalam surat elektroniknya di Jakarta, Jumat.
Hari Rabies Sedunia diperingati tiap 28 September untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai penyakit yang disebabkan oleh virus lyssa dari golongan Rhabdovirus yang terdapat dalam air liur hewan penular rabies.
Virus tersebut sangat berbahaya terutama jika telah bersarang di otak dimana manusia yang terjangkit dan menyebabkan kematian dalam 4-6 hari setelah gejala pertama muncul.
Di Indonesia, rabies masih ditemukan di 24 provinsi dan hanya sembilan daerah yang bebas rabies yakni Provinsi Kepulauan Riau, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Papua dan Papua Barat.
Tjandra mengatakan cara pencegahan rabies yang paling efektif adalah dengan melakukan vaksinasi bagi hewan penular seperti anjing, kucing dan kera.
"Pengendalian rabies melalui vaksinasi hewan terutama anjing adalah tujuan yang realistis karena dana membutuhkan dana yang lebih kecil dibandingkan melakukan pengendalian (vaksinasi) pada manusia," ujar Tjandra.
Namun "pre-exposure immunization" dapat diberikan kepada orang-orang yang mempunyai risiko tinggi tertular rabies seperti pekerja laboratorium berurusan dengan virus rabies dan petugas vaksinator, dokter/perawat yang merawat pasien rabies, dokter hewan dan orang-orang yang terlibat dalam kegiatan apapun yang kontak langsung dengan hewan penular rabies.
Cara penanganan luka gigitan hewan penular rabies pada manusia adalah dengan mencuci luka gigitan secepatnya dengan sabun/deterjen pada air mengalir minimal 15 menit lalu diberi antiseptik.
Korban kemudian harus secepatnya dibawa ke rabies center di puskesmas atau rumah sakit atau pelayanan kesehatan lainnya untuk dilakukan kembali pencucian luka dan mendapatkan Vaksin Anti Rabies (VAR) yang efektif memenuhi rekomendasi WHO sesuai indikasi
"Pengobatan segera setelah terpapar rabies efektif dapat mencegah timbulnya gejala dan kematian," ujar Tjandra.