Senin 29 Sep 2014 03:00 WIB

Buntut dari Pelecehan Umat Muslim, 40 Warga Gujarat Ditahan

Red: M Akbar
rusuh di gujarat
Foto: REUTERS/Stringer
rusuh di gujarat

REPUBLIKA.CO.ID, AHMEDABAD -- Kepolisian negara bagian Gujarat, India, menahan 40 orang yang diduga terkait dengan bentrok antara masyarakat Hindu dan Muslim.

Selain itu pemerintah India juga memutus saluran internet, telepon genggam dan layanan pesan singkat untuk mencegah kerusuhan lebih lanjut.

Kedua kelompok masyarakat itu saling melempar batu dan membakar sejumlah kendaraan pada Sabtu di kota Vadodara, kata pihak kepolisian. Pasukan paramiliter kemudian ditempatkan di Vadodara untuk meredakan ketegangan.

"Kepolisian telah menahan lebih dari 40 orang dalam kaitannya dengan kerusuhan komunal di Vadodara. Jumlah tersebut akan terus naik karena operasi penangkapan masih terus berlanjut," kata pejabat senior negara bagian Gujarat, S.K. Nanda kepada AFP.

Pemutusan layanan telephon genggam akan terus dilakukan sampai 30 September untuk mencegah meluasnya bentrokan dan meredakan ketegangan, demikian pemerintah mengatakan.

Ketegangan antara dua kelompok memuncak pada Kamis setelah tersebarnya foto tanah suci Mekkah yang telah diedit di sosial media. Masyarakat Muslim merasa tersinggung oleh gambar tersebut, demikian berita dari surat kabar Indian Express pada Ahad.

Perdana Menteri India, Narendra Modi, berasal dari negara bagian Gujarat. Dalam pemilu Maret lalu, Modi memenangi kursi parlemen dari suara warga kota Vadodara (perdana menteri di India dipilih oleh parlemen).

Gujarat pada 2002 lalu pernah dilanda kerusuhan antara kelompok mayoritas Hindu dengan minoritas Muslim yang menewaskan lebih dari 1.000 warga. Pejabat setingkat gubernur di Gujarat pada saat itu adalah Modi. Dia menerima kritik tajam dari banyak pihak karena dinilai gagal menghentikan meluasnya pertumpahan darah.

Modi sendiri membantah tuduhan yang menyatakan dia terlibat dalam kerusuhan. Setelah melakukan penyelidikan, Mahkamah Agung kemudian memutuskan bahwa tokoh India itu tidak bersalah.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement