REPUBLIKA.CO.ID,DAMASKUS—Sebanyak 15 orang anak Suriah tewas setelah sebuah lembaga swadaya masyarakat kesehatan memberikan obat yang salah di tengah program vaksinasi campak.
“Obat relaksasi otot diberikan pada anak-anak dan bayi pada pertengahan September lalu. Namun, vaksinasi yang membuat mereka tewas adalah tragedi, sepenuhnya ini kesalahan manusia (human error)," ujar juru bicara Sekjen PBB Stephane Dujarric, Rabu (1/10).
Laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, obat relaksasi otot itu sebelumnya disimpan di lemari yang sama dengan tempat penyimpanan cairan vaksin campak. Belum diketahui pelaku atau kelompok yang bertanggung jawab untuk penyimpanan di laboratorium itu.
Seorang dokter yang menyaksikan kesalahan tersebut, Abdullah Ajaj mengatakan pada kantor berita AP bahwa korban menunjukkan gejala alergi parah. Banyak dari mereka yang merasa tercekik dan mengalami bengkak parah.
Tapi Dujarric mengklaim kesalahan tersebut tak ada hubungannya dengan kualitas bantuan PBB yang masuk ke Suriah.
Duta Besar Suriah untuk PBB Bashar Ja'afari mengatakan, kasus yang menyebabkan kematian itu merupakan kejahatan pada kemanusiaan. Ia menuntut untuk menyelidiki mereka yang bertanggung jawab.
Setelah peristiwa tersebut, oposisi mengatakan mereka membatalkan putaran kedua vaksinasi campak. Padahal kampanye vaksinasi campak menargetkan 60 ribu anak di Suriah.