Jumat 03 Oct 2014 16:36 WIB

Empat Orang Dikarantina di Dallas

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Esthi Maharani
Petugas perawat Liberia membawa jasad korban ebola dari rumahnya di St. Paul Bridge Community di Monrovia, Liberia, Jumat (8/8).
Foto: EPA/Ahmed Jallanzo
Petugas perawat Liberia membawa jasad korban ebola dari rumahnya di St. Paul Bridge Community di Monrovia, Liberia, Jumat (8/8).

REPUBLIKA.CO.ID, DALLAS -- Sebanyak empat orang yang melakukan kontak dengan penderita ebola di Amerika Serikat dikarantina di apartemen di Dallas, Kamis (2/10).

Pejabat kesehatan AS mengatakan mereka yakin mampu mencegah penyebaran ebola di AS setelah kasus pertama terdiagnosa pekan ini. Sekitar 100 orang melakukan kontak langsung dan tidak langsung dengan Thomas Eric Duncan, seorang warga Liberia.

Direktur US Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Thomas Frieden mengatakan mereka yang melakukan kontak tengah diawasi. Namun, mereka tidak menunjukkan gejala ebola.

Duncan sebelumnya menolong perempuan hamil yang kemudian meninggal akibat ebola di Liberia. Peristiwa tersebut terjadi beberapa hari sebelum dia terbang ke Texas melalui Brussels dan Washington dua pekan lalu. Duncan tinggal di apartemennya selama sepekan sebelum pergi ke rumah sakit.

Presiden  Barack Obama memanggil Wali Kota Dallas Mike Rawlings pada Kamis.

"Obama berjanji badan-badan federal akan tetap berkoordinasi dan menaruh keyakinan pada dokter Amerika dan infrastruktur kesehatan nasional untuk menangani kasus ini dengan aman dan efektif," kata juru bicara Gedung Putih Eric Schultz, Kamis.

Pejabat mengatakan sistem kesehatan siap mencegah penyebaran penyakit itu dengan secara hati-hati melacak orang-orang yang melakukan kontak dengan Duncan. Sistem kesehatan AS juga diklaim memperkejakan pegawai kesehatan yang mumpuni.

Pejabat Dallas mengatakan masalah tersebut telah dilokalisasi. "Ketika saya bilang lokal, bukan mengacu pada Dallas. Maksud saya lingkungan khusus di Dallas bagian timur laut," kata Wali Kota Dallas Rawlings.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement