Oleh: Hafidz Muftisany
Wilayahnya membentang meliputi Aljazair, Mesir, Armenia, Irak, Asia Kecil, Balkan, Bulgaria, Bosnia, Yunani, Hungaria, dan Rumania. Tiga laut, yakni Laut Hitam, Laut Merah, dan Laut Tengah, berada dalam genggaman Ottoman.
Kerajaan Ottoman di Turki dikenal juga sebagai Kerajaan Usmani. Saat berdirinya, Kerajaan Ottoman termasuk satu dari tiga kerajaan Islam besar padaAbad Pertengahan selain Kerajaan Safaqi di Persia dan Mogul di India.
Kerajaan Ottoman didirikan oleh Usman putra Artogrol. Artogrol sendiri merupakan kepala suku Kayi di Asia Kecil yang datang ke Turki dan mendapat kepercayaan dari penguasa Salajikah, Alauddin Kaikobad. Artogrol diangkat menjadi panglima perang Salajikah. Jabatan ini beralih ke Usman setelah Artogrol wafat.
Sepeninggal Alauddin, tidak ada penerus dari silsilahnya yang mumpuni. Akhirnya, Usman mengambil alih kerajaan dan mendirikan Kerajaan Ottoman pada 1300 M. Kerajaan Ottoman berdiri selama tujuh abad. Kerajaan ini juga disebut kekhalifahan Islam terakhir setelah jatuh pada 1922 M. Selama tujuh abad berdiri, ada 36 sultan yang memimpin Ottoman.
Usman sebagai sultan pertama lebih memfokuskan pada pemantapan kekuasaan dan melindungi kerajaan dari serangan luar, khususnya Bizantium. Usman pun membentuk pasukan khusus untuk melindungi kerajaan yang disebut Inkisyariah yang dipimpin anaknya, Orkhan. Pasukan ini berhasil memperluas wilayah kerajaan dari Azmir di Asia Kecil hingga Ankara di Turki.
Ekspansi lebih besar terjadi pada pemerintahan Murad I. Pada masa ini daerah Sofia (Bulgaria), Macedonia, seluruh wilayah Yunani saat ini, dan Balkan berhasil ditaklukkan. Perluasan itu dilanjutkan anak Murad I, Bayazid I yang memperluas kerajaan hingga Iran.
Banyaknya wilayah yang dikuasai membuat Eropa gerah. Mereka mulai menyusun kekuatan antarbangsa untuk menyerang Ottoman. Paus juga menyeru umat Kristen Eropa untuk mengangkat senjata. Dipimpin Raja Hungaria, Sijismond, berkali-kali pasukan Eropa mencoba menaklukkan Ottoman. Namun, semua berakhir dengan kekalahan.