Sabtu 04 Oct 2014 09:33 WIB

Membedah Kerajaan Turki Usmani (2-habis)

Salah satu penguasa Ottoman (ilustrasi).
Foto: Sondakika.com
Salah satu penguasa Ottoman (ilustrasi).

Oleh: Hafidz Muftisany

Ottoman pada masa Bayazid I justru jatuh ke tangan Timur Lenk dari Mogul. Sebanyak 800 ribu pasukan Mogul berhasil memorakporandakan 120 ribu pasukan Ottoman. Akibat serangan ini, banyak daerah perluasan yang jatuh ke tangan Timur Lenk.

Ottoman bangkit saat pemerintahan Murad II. Pada masanya, ekspansi kembali dilanjutkan. Berturut ia merebut wilayah Hungaria, Venesia, dan Salonika. Upaya Murad II dilanjutkan oleh anaknya, Muhammad II, yang bergelar al-Fatih.

Pada masanya berlangsung penaklukan besar-besaran. Terutama yang masyhur, yakni pembebasan Konstantinopel pada 1453 M. Dengan demikian, sempurnalah penaklukan Islam atas Kerajaan Romawi di Eropa Timur. Konstantinopel akhirnya dijadikan ibu kota kerajaan dan diubah namanya menjadi Istanbul.

Pada masa pemerintahan Muhammad al-Fatih, konstantinopel diperintahkan untuk dibangun kembali. Ia juga memberikan kebebasan umat Kristen untuk beribadah seperti sedia kala. Sultan juga memberi kaum Kristiani di Konstantinopel untuk memilih ketua mereka sendiri. Selanjutnya, pemimpin ini akan dilantik secara resmi oleh sultan.

Puncak kejayaan Kerajaan Ottoman terjadi pada masa Sulaiman I. Ia digelari al-Qanuni (pembuat undang-undang). Pada masanya, masyarakat Ottoman hidup makmur dan damai karena dibuatnya undang-undang yang mengatur kerajaan.

Wilayahnya membentang meliputi Aljazair, Mesir, Armenia, Irak, Asia Kecil, Balkan, Bulgaria, Bosnia, Yunani, Hungaria, dan Rumania. Tiga laut, yakni Laut Hitam, Laut Merah, dan Laut Tengah, berada dalam genggaman Ottoman.

Setelah Sulaiman al-Qanun, masa keemasan Ottoman meredup. Sebabnya, sultan-sultan penggantinya lemah dan banyak yang hidup dalam kemewahan. Puncaknya terjadi pada pemerintahan Sultan Abdul Hamid II yang naik takhta tahun 1876.

Pada masa pemerintahannya muncul gerakan kudeta dari anak-anak muda Turki. Selain itu, berpihaknya Ottoman pada Perang Dunia I ke Jerman turut menjatuhkan Sultan Abdul Hamid II.

Ekspansi sekutu untuk merebut wilayah yang dikuasai Turki tak terelakkan. Wibawa dan kekuasaan Abdul Hamid II pun melemah. Pada saat itu muncul Mustafa Kemal Ataturk yang sudah memulai gerakan perlawanan ke kerajaan.

Akhirnya pada 1922, Majelis Agung yang dipimpin Mustafa Kemal menghapus jabatan sultan. Sejak itu, Kesultanan Turki Usmani hilang dan digantikan Republik Turki.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement