REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Sejumlah masyarakat yang hendak pulang ke kampung halaman dengan menggunakan jasa kereta api terpaksa beralih menggunakan bus karena kehabisan tiket. Mereka pulang untuk merayakan hari raya Idul Adha bersama keluarga.
"Rencananya akan pulang ke Pariaman menggunakan kereta api, namun tidak jadi karena tiketnya habis," kata warga Pariaman Yulimar (46), yang ditemui di Stasiun Kereta Api Tabing, Padang, Sabtu.
Karena kehabisan tiket itu, ia mengatakan jika dirinya terpaksa beralih menggunakan angkutan bus.
Hal yang sama juga dikatakan oleh mahasiswa UNP asal Pariaman, Okvaria (22), yang juga kehabisan tiket. Ia mengatakan salah satu keunggulan menggunakan kereta api karena perjalanannya lancar, tanpa macet.
"Kalau naik kereta api perjalanannya lancar tanpa hambatan, juga tanpa macet. Tapi mau bagaimana lagi, terpaksa pulang dengan angkutan bus," katanya.
Sedangkan Kepala Stasiun Kereta Api Tabing, Endra, mengatakan banyak penumpang yang membeli tiket di stasiun utama, Stasiun Simpang Haru, Padang.
"Yang banyak naik itu di stasiun pertama yaitu Simpang Haru, stasiun ini mengisi tempat yang tersisa dari situ," katanya.
Ia menjelaskan kereta api hanya memiliki dua trip Padang ke Pariaman dalam sehari. Sehingga tidak mampu menampung secara keseluruhan saat jumlah penumpang melonjak.
Ia mengatakan di Stasiun Tabing menyediakan 714 tiket. Dengan rincian sebanyak 476 buah untuk tempat duduk, dan 238 yang tidak bertempat duduk.
Ia menjelaskan penumpang Jumat (3/10), didominasi oleh para mahasiswa yang kuliah di Padang. "Kebanyakan penumpangnya adalah para mahasiswa yang akan pulang kampung Idul Adha," katanya.
Ia menjelaskan kereta api yang membawa lima gerbong itu berangkat dari stasiun Padang menuju stasiun Pariaman sebanyak duakali dalam sehari. Pertama berangkat dari Stasiun Padang pada pukul 06:00 WIB, dan terakhir pukul 14:00 WIB.