Senin 06 Oct 2014 14:39 WIB

Soal Pimpinan MPR, PDIP Ubah Strategi

Rep: c83/ Red: Esthi Maharani
Anggota MPR-DPR-DPD mengikuti pengucapan sumpah jabatan yang dipimpin Ketua Mahkamah Agung Hatta Ali di Gedung Nusantara, Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (1/10).(Republika/ Wihdan).
Foto: Republika/ Wihdan
Anggota MPR-DPR-DPD mengikuti pengucapan sumpah jabatan yang dipimpin Ketua Mahkamah Agung Hatta Ali di Gedung Nusantara, Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (1/10).(Republika/ Wihdan).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Universitas Airlangga, Haryadi mengatakan dalam pemiliihan pimpinan MPR, kubu PDIP yang tergabung dalam koalisi Indonesia Hebat (KIH) mencoba mengubah strategi politik. Hal tersebut dapat terlihat dari langkah KIH yang mencoba menjadikan DPD sebagai posisi ketua MPR.

"Untuk peta kekuatan belum bisa diketahui, tetapi setidaknya sudah ada perubahan strategi dari Koalisi Indonesia Hebat dibandingkan dengan pembahasan UU pilkada," ujar Haryadi  saat dihubungi Republika Senin (6/10).

Ia menjelaskan, DPD menjadi titik masuk bagi KIH dalam mengubah keseimbangan yang ada di parlemen. Menurut Haryadi, jika dilihat dari perorang keanggotaan DPD maka cenderung lebih dekat dengan Koalisi Merah Putih. Tetapi jika KIH mencoba membawa lembaga DPD, maka Kemungkinan untuk memenangkan kursi pimpinan MPR masih ada.

"Dengan mencoba mengembangkan strategi masuk akal dengan memanfaatkan kekuatan yang ada di parlemen. Dan mencoba mergoptimakan dalam melakukan diplomasi maka peta kekuatan pemilihan pimpinan MPR dapat berubah," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement