REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Orang tua warga AS yang ditawan oleh ISIS di Suriah telah merilis sebuah surat yang ditulis oleh anaknya saat ia ditahan. Abdul-Rahman Kassig yang dikenal sebagai Peter Kassig sebelum menjadi muallaf telah menulis sebuah surat yang mengaku sangat takut mati.
Pekan lalu, ISIS merilis sebuah video yang menunjukan pembunuhan tawanan Inggris Alan Henning. Dalam akhir video tersebut, ISIS mengancam akan membunuh Kassig.
Orang tua Kassig, Ed dan Paula Kassig, mengatakan mereka telah memutuskan merilis suratnya. Surat tersebut diterima orang tuanya pada 2 Juni silam.
"Saya sangat takut mati tetapi bagian yang paling sulit adalah tak mengetahui, bertanya-tanya, berharap, dan penasaran apakah saya seharusnya berharap. Saya sangat sedih semua ini terjadi," kata Kassig dalam suratnya.
"Jika saya mati, saya pikir setidaknya Anda dan saya bisa mencari perlindungan dan kenyamanan dan mengetahui saya pergi karena mencoba meringankan penderitaan dan membantu mereka yang membutuhkan. Dalam keyakinan saya, saya berdoa sendiri dan saya tidak marah mengenai situasi ini," tambahnya.
Orang tua Kassig mengatakan ia tengah bekerja dengan kelompok bantuan yang didirikannya, lembaga Khusus Tanggap Darurat dan Bantuan (SERA), ketika ia diculik dalam perjalanannya ke Deir Ezzor di Suriah timur setahun yang lalu.
Video tersebut merupakan video keempat yang dirilis oleh ISIS. ISIS pun menyatakan tindakannya ini sebagai bentuk pembalasan atas serangan udara AS yang menargetkan ISIS.