REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Persatuan Pembangunan Dimyati Natasukumah mengatakan Koalisi Merah Putih harus menempatkan kader PPP dalam paket pimpinan MPR RI jika ingin memenangkan pemilihan pimpinan MPR periode 2014-2019.
"Pada pemilihan pimpinan MPR, dua koalisi di MPR akan bersaing ketat karena jumlah suaranya relatif sama, dan PPP akan menjadi penentu," kata Dimyati Natakusumah di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Selasa.
Menurut Dimyati, pada pemilihan pimpinan DPR RI, KMP memenangkan paket pimpinan DPR RI karena jumlah kursinya dominan, tapi pada pemilihan pimpinan MPR RI, jumlah kursi Koalisi Indonesia Hebat (KIH) semakin besar setelah mendapat dukungan dari DPD RI.
Saat ini, kata dia, kekuatan dukungan kursi di antara KMP dan KIH, relatif sama, hanya berbeda 24 kursi. "Jika PPP berada di KMP, maka KMP akan menang dengan keunggulan 15 kursi, dan sebaliknya jika PPP mendukung KIH, maka KIH yang akan menang," katanya.
Namun, informasi yang diterima PPP hingga Selasa pagi, kata dia, KMP tetap tidak mengokomodasi usulan PPP untuk menempatkan kadernya dalam paket pimpinan MPR RI.
Dimyati mengingatkan, agar KMP mengakomodasi usulan PPP yakni menempatkan kadernya dalam paket pimpinan MPR RI dari KMP. Ia menjelaskan, berdasarkan keputusan rapat pimpinan di DPP PPP dan rapat pimpinan Fraksi PPP di DPR RI memutuskan nama Hasrul Azwar, dalam paket pimpinan MPR RI sebagai calon wakil pimpinan MPR RI.
"Karena itu, KMP harus mengakomodasi aspirasi PPP agar menang," katanya.
Anggota DPR RI dari daerah pemilihan DKI Jakarta ini meminta agar KMP mengikomodasi aspirasi PPP, tapi kalau tidak diakomodasi maka PPP akan pindah ke KIH.