REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Akibat berkomentar rasis Presiden Federasi Sepakbola Italia (FIGC), Carlo Tavecchio, dijatuhi hukuman skorsing oleh UEFA. Padahal Tavecchio sendiri baru menjabat sebagai orang nomor satu di FIGC pada bulan Agustus lalu. Saat itu, ia sukses mengalahkan pesaingnya, Demetrio Albertini.
Namun, kemenangan pria 71 tahun itu diwarnai banyak kontroversi, lantaran ucapan rasisnya kepada pemain asing dari Afrika yang bermain di Italia. Tavecchio mengatakan, para pemain dari Afrika hanya modal makan pisang sebelum menandatangani kontrak profesional dengan tim top Serie A Liga Italia.
"Di Liga Primer Inggris mengidentifikasi pemain yang datang dan jika mereka profesional, mereka diizinkan bermain. Sedangkan di Liga Italia, di sisi lain, katakanlah Opti Poba, yang telah datang ke sini, yang sebelumnya makan pisang dan kini menjadi tim utama untuk Lazio," komentar rasis Tavecchio, seperti dikutip La Repubblica, Rabu (8/9).
Setelah komentar rasisnya menuai kecaman dari banyak pihak. Kemudian Tavecchio meminta maaf. Sehingga Tavecchio lolos dari hukuman di otoritas Sepak Bola Italia, tapi tidak bagi UEFA. Tavecchio tetap dinyatakan bersalah oleh UEFA. Tavecchio mendapat hukuman skorsing selama enam bulan, dan tidak diizinkan untuk mengikuti Kongres UEFA pada 24 Maret 2015.
Meski UEFA telah menjatuhkan hukuman kepadanya, tapi hal tersebut tidak membuat Tavecchio menyesal. Sebab kata pria paruh baya itu, hukuman itu tidak akan mempengaruhi posisinya sebagai presiden FIGC.