REPUBLIKA.CO.ID,BIAK—Gerhana bulan total disambut antusias oleh sejumlah kalangan karena bisa menjadi sebuah pengalaman sains.
Peneliti bidang matahari dan antariksa Pusat Sains Lapan Bandung Gunawan mengatakan, gerhana bulan terjadi saat sebagian atau keseluruhan penampang bulan tertutup bayangan bumi.
"Gerhana bulan terjadi ketika bulan melewati bayangan bumi," katanya seusai sosialisasi gerhana bulan total tersebut, Rabu (8/10).
Gunawan mengakui, gerhana bulan total pada Rabu malam dapat diamati dari daerah ujung timur Indonesia, Asia Timur, India, Amerika Utara, dan Amerika Selatan.
Gerhana saat bulan terbit, katanya, dapat juga diamati di Pasifik Selatan, Asia Tenggara, dan sebagian Asia Selatan.
"Total gerhana bulan pada Rabu malam dapat berlangsung selama 58 menit, karena itu saya imbau warga Biak dan sekitarnya bisa melihat langsung gejala alam gerhana bulan," ujarnya.
Lembaga Penerbangan Antariksa Nasional (Lapan) menyediakan teleskop khusus untuk masyarakat Kabupaten Biak Numfor, Papua, menyaksikan gerhana bulan total mulai pukul 18.15 WIT.
"Gerhana bulan menjadi gejala alam yang bisa menjadi pelajaran bagi anak-anak siswa dan guru sehingga bisa disaksikan dengan menggunakan alat teleskop," kata Kepala Badan Penjajakan dan Kendali Wahana Antariksa Lapan Moedji Soejarwo.
Ia menjelaskan jika ingin menonton gerhana bulan total, warga diminta mengunjungi Lapan Biak yang telah menyediakan fasilitas untuk melihat fenomena alam itu.
"Lapan menyiapkan teleskop bagi siswa dan guru yang berkeinginan untuk melihat langsung gejala gerhana bulan," ujarnya.