Rabu 08 Oct 2014 23:44 WIB

Batan Kembangkan Nuklir Pangan di Gunung Kidul

BATAN
Foto: blogspot
BATAN

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--Badan Tenaga Nuklir Nasional mengembangkan teknologi nuklir bidang pangan di Desa Playen, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kepala Deputi Badan Tenaga Nuklir Nasioal (Batan) Bidang Pemanfaatan Teknologi Nuklir (PTN) Anhar Riza Antariksawan di Gunung Kidul, Rabu, mengatakan selain penandatanganan nota kesepahaman, pihaknya juga ingin melihat langsung hasil penerapan teknologi nuklir."Sehingga berbagai keluhan akan dijadikan bahan evaluasi," katanya.

Ia mengharapkan produk teknologi nuklir itu, mampu bersahabat dengan lingkungan di Gunung Kidul dan bermanfaat bagi petani Gunung Kidul dalam peningkatan hasil pertanian.

"Kami berharap bisa berkontribusi dalam pembangunan sektor pangan dengan teknologi nuklir. Fokus penerapan teknologi nuklir di bidang pangan untuk Gunung Kidul adalah tanaman jenis sorgum," kata dia.

Disinggung mengenai pemilihan sorgum, Riza menilai tanaman itu cocok hidup di lahan kering dan gersang sehingga lahan tidak produktif dapat dimanfaatkan dengan baik dan diharapkan mendapatkan hasil produksi maksimal.

Ia mencontohkan tanaman padi bisa menghasilkan sembilan ton per hektare.

"Pengembangan teknologi nuklir di bidang pangan terbukti berhasil di banyak provinsi," katanya.

Ketua Gapoktan Sido Rahayu Playen Mardi mengatakan tentang manfaat penerapan teknologi nuklir untuk pertanian padi. Dalam musim tanam kedua, hasil produksi padi kurang maksimal.

"Pada musim hujan pertama (MH I) diserang hama penggerek batang padi. Leher batang padi patah hasil panen 50 persen," kata Mardi.

Dia mengatakan petani merasakan hasil maksimal setelah memanfaatkan teknologi nuklir.

Oleh sebab itu pihaknya antusias ketika Batan akan melakukan kerja sama dalam menanam bibit sorgum yang sudah diradiasi nuklir dengan luas lahan sekitar satu hekktare."Petani di sini semakin antusias karena hasilnya maksimal," katanya.

Dia berharap, dengan adanya sorgum mampu meningkatkan perekonomian masyarakat petani, sebab batangnya bisa digunakan untuk pakan ternak, sedangkan buahnya untuk tepung.

"Kami berharap ketika musim kemarau pakan ternak yang selama ini mendatangkan dari daerah lain, bisa diproduksi sendiri," kata dia.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement