REPUBLIKA.CO.ID, SAKAI -- Saya terkesan ketika pertama kali menjejakkan kaki di bandara internasional Kansai, Osaka, Jepang, Rabu (8/10) pagi lalu. Dengan kehadiran sejumlah restoran halal dan tempat shalat, bandara di pinggiran teluk Osaka itu sangat ramah bagi pelancong Muslim.
Hanya beberapa jam setelah keterkesimaan itu, saya bertemu dengan pihak yang berada di balik semuanya itu. ‘’Perusahaan kami yang mengelola fasilitas untuk muslim di Bandara Kansai,’’ kata Saga Keiji, manajer strategi bisnis bidang pariwisata ‘Nakai Electric Railway’, Rabu siang itu.
Pertemuan kami itu terjadi saat saya mengikuti tur keliling kota Sakai dengan menggunakan trem kuno yang dikenal dengan nama Chin-Chin Densha. Perusaha pengelola Chin-Chin Densha, Hankai Tramway, ternyata merupakan anak perusahaan ‘Nakai Electric Railway’.
Perusahaan kereta swasta ini pula yang melayani jasa transportasi dari Bandara Kansai menuju Namba City. Dan, sebagai bentuk peningkatan pelayanan bagi penumpang, ‘Nakai Electric Railway’ juga mengelola tempat ibadah bagi pelancong muslim di Bandara Kansai.
‘’Kami menyediakan fasilitas ini karena kami melihat banyak turis Muslim yang datang ke sini,’’ kata Keiji.
Keiji mengatakan perusahaannya tidak hanya menyediakan fasilitas shalat di Bandara Kansai. Sebuah mushalah kecil juga disediakan di Mall Namba City dimana stasiun Namba City berada.
‘’Kami baru saja menyediakan ruang ibadah (mushalah, red) di Namba City pada 30 September lalu,’’ katanya.
Mushalah kecil di Mall Namba City itu luasnya sekitar 51 meterpersegi yang terbagi atas ruang shalat pria dan ruang shalat wanita. Tempat wudhunya pun dibagi menjadi dua untuk wanita dan pria.
Sayangnya, mushalah kecil ini mengikuti jam operasinya Mall Namba City. Ketika Mall Namba City libur atau sudah tutup, mushalah itu pun ikut tutup. Mushalah setiap harinya hanya buka mulai pukul 11.30 sampai 20.30.
Keiji mengundang kami menengok mushalah kecil di mall Namba City, tapi waktu tidak memungkinkan. Namun, dari foto yang diperlihatkannya, eksterior mushalah itu terlihat lux dengan warna cokelat kayu. Ada tulisan 'Prayer Room' dan logo seorang laki-laki sedang duduk sujud dengan mengadahkan tangan seperti orang sedang berdoa.
Ruang wudhu juga terlihat bersih dan nyaman. Di dalam ruang shalatnya sendiri, empat sejadah warna-warni dijejerkan berbentuk dua shaf.
‘’Kami juga memfasilitasi menu makanan bebas babi, bebas daging haram dan bebas alkohol di mall Namba City dan Namba Parks,’’ kata Keiji.
Sama seperti mushalah kecil di Namba City, resto yang menghadirkan makanan halal baru saja dibuka pada 1 Oktober lalu. Keiji mengaku belum mendapat sertifikasi halal dari lembaga manapun. Pihaknya hanya dibantu oleh komunitas Muslim setempat dalam menyeleksi menu makanan.
‘’Kami berencana untuk menambah jumlah restauran yang bebas babi dan alkohol,’’ katanya. ‘’Dengan fasilitas ini, kami ingin Osaka menjadi kota yang nyaman bagi Muslim.’’