REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) sedang memetakan kota-kota yang potensial sebagai destinasi wisata Meeting, Incentives, Conference, and Exhibition (MICE) di Indonesia.
"Saat ini sedang kami petakan, masih terus berjalan sampai sekarang," kata Direktur Pengembangan Wisata Minat Khusus, Konvensi, Insentif, dan Event Kemenparekraf Achyaruddin di Jakarta, Jumat (10/10).
Jika peta tersebut berhasil disusun maka langkah berikutnya pihaknya akan membantu dan mendorong pemerintah daerah setempat untuk mempersiapkan manajemen termasuk dari sisi infrastruktur dan sumber daya manusia (SDM) pendukungnya. Pihaknya kemudian akan menyosialisasikan kota-kota tersebut sekaligus menerbitkan pedoman dan standar agar kota-kota itu fokus terhadap kapasitas dan kualitas layanan sebagai Kota MICE.
"MICE ini orang sering salah kaprah menyebut bahwa kota saya kota MICE. Padahal harus ditekankan MICE di sini terdiri dari empat hal yang berbeda yang masing-masing memiliki indikator sukses yang berlainan mulai dari Meeting, Incentives, Conference, dan Exhibition," katanya.
Ia berpendapat idealnya suatu kota mampu mengidentifikasi dirinya dengan mempertimbangkan potensi lokalnya selama ini mana kelebihan yang menonjol dari salah satu komponen MICE itu.
"Apakah kota itu punya kapasitas dan aksesibilitas sebagai kota meeting atau kota insentif atau kota konferensi atau apa lebih pantas jadi kota ekshibisi. Semua ada hitungannya secara ekonomi," katanya. Menurut dia Indonesia memiliki banyak kota yang potensial digarap sebagai destinasi MICE kelas dunia tapi sayangnya belum dioptimalkan dengan baik.
Ia mengakui sampai saat ini MICE di Indonesia menghadapi sejumlah keterbatasaan di antaranya ketersediaan ruang konvensi dan pameran berkapasitas di atas 6.000 orang hanya baru ada di Jakarta dan Bali sebagai eksisting destinasi.
Sedangkan di potensial destinasi termasuk Surabaya, Medan, Manado, Makassar, Bandung, Solo, dan Yogyakarta serta di emerging destinasi meliputi Balikpapan dan Lombok jumlahnya masih terbatas. Sejumlah kendala lain meliputi infrastruktur, aksesibilitas, sumber daya manusia, dan konektivitas.
"Oleh karena itu saat ini sedang kami petakan potensi-potensi dari kota-kota itu untuk kemudian dispesialisasikan sesuai dengan potensi terbesarnya dalam bidang MICE," katanya.