REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menuturkan jumlah pengungsi akibat erupsi Gunung Sinabung, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, hingga saat ini mencapai 3.287 jiwa (1.019 KK) yang tersebar di 16 titik.
"Sebanyak 19.478 jiwa (atau 5.675 KK) telah dipulangkan ke rumahnya. Sedangkan pengungsi yang tinggal di hunian sementara 6.179 jiwa (2.053 KK)," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, dalam siaran persnya, Jumat (10/10).
Ia mengatakan, para pengungsi tersebut disewakan?rumah dan lahan pertanian oleh pemerintah. "Dan pengungsi ini berasal dari Desa Sukameriah, Bekerah, Simacem, Kutatonggal, Gamber, Berastepu, dan Gurukinayan," katanya.
Menurut dia, aktivitas Gunung Sinabung masih tinggi. Pengamatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi menunjukkan bahwa potensi erupsi masih berpeluang terjadi.
Hal ini terlihat dari adanya 10 kali gempa hybrid, tremor menerus, 38 kali guguran, dan gempa vulkanik pada Jumat pukul 00-06 WIB. Pada pukul 08:59 WIB terjadi awan panas guguran dari puncak dengan jarak luncur sejauh 2.000 meter ke arah Selatan. "Tinggi kolom abu awan panas 2.000? meter. Lama Erupsi adalah 250 detik," katanya.
Menurut dia, sejak Kamis (9/10) hingga sekarang telah terjadi 18 kali erupsi disertai luncuran awan panas. Status masih Siaga (level III). Pihaknya menambahkan tidak ada korban jiwa dari erupsi tersebut dan sebanyak 100.000 masker telah dibagikan.
"Pembersihan abu vulkanik dengan penyiraman dilakukan 3 kali sehari. Sekolah yang terdampak abu vulkanik diliburkan sementara dan akan dipindahkan ke tempat yang aman," katanya.