REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Ukraina dan Republik Rakyat Donetsk menandatangani perjanjian perbatasan demarkasi. Perjanjian akan mengatur penetapan batas-batas antara Ukraina dan Republik Rakyat Donestk.
Dilansir dari Ria Novosti, Ahad (12/10) juru bicara militer operasi anti-teror Ukraina Vladislav Seleznyov mengatakan, dokumen perjanjian telah ditandatangani kedua pihak. Tujuannya untuk menciptakan kondisi yang diperlukan untuk demarkasi, penetapan batas-batas, antar pihak yang terlibat konflik.
Sebelumnya, Perdana Menteri Republik Rakyat Donestk Alexander Zakharchenko juga mengatakan bahwa kesepakatan telah ditandatangani. Kesepakatan menurutnya menetapkan batas-batas antara pasukan Ukraina dan pendukung kemerdekaan di timur.
Konflik di Ukraina pecah sejak pertengahan April. Menurut data PBB, 3.700 jiwa tewas akibat konflik. Pada 5 September, pasukan Ukraina dan pemberontak menyepakati gencatan senjata. Namun kemudian kedua belah pihak saling menuduh satu sama lain melanggar gencatan senjata.
Pertemuan lain antara kedua kelompok telah menghasilkan memorandum terkait keberlangsungan gencatan senjata. Dokumen mencakup mengenai pembentukan zona penyangga sejauh 18 mil antara pasukan Kiev dan pemberontak.