Senin 13 Oct 2014 02:54 WIB

PKB Desak Pemkot Cari Solusi Atas Aksi Kekerasan Murid SD

Red: Bayu Hermawan
Video pemukulan murid SD di Bukittinggi beredar
Foto: youtube
Video pemukulan murid SD di Bukittinggi beredar

REPUBLIKA.CO.ID, PARIAMAN -- Aksi kekerasan yang dilakukan murid Sekolah Dasar (SD) terhadap seorang siswi di Kota Bukittinggi, Sumatra Barat, menimbulkan keprihatinan dari banyak pihak. Pemerintah Kota Bukittinggi didesak segera mencari solusi atas terjadinya aksi kekerasan tersebut.

"Secepatnya untuk mencari solusi aksi kekerasan terhadap murid sekolah Dasar di Kota Bukittinggi," kata Ketua DPW PKB Sumbar, Febby Dt Bangso, Ahad (12/10).

Ia menjelaskan, aksi kekerasan di video dalam tayang Youtube tersebut hendaknya menjadi perhatian semua pihak, yakni Dinas Pendidikan dan para orang tua. "Sebuah keprihatinan bagi semua kalangan dimana murid SD menjadi korban kekerasan tidak ada solusi dalam mencari sebuah masalah," katanya.

Ketika ditelusuri video rekaman dalam tayangan Youtube tidak ada kepedulian dari berbagai kalangan malahan membiarkan saja. "Namun ada juga menganggap murid SD tersebut hanya bercengkrama atau senda gurau," ujarnya.

Ia mengatakan, aksi kekerasan terhadap murid SD Perwari sangat memalukan dunia pendidikan di Sumbar. "Sebagaimana di ketahui Sumbar gudangnya pendidikan mencetak para kaum intelektual, tidak sepantasnya aksi kekerasan terjadi," tegasnya,

Febby menjelaskan kasus kekerasan terhadap murid SD swasta salah satu di Kota Bukittinggi harus menjadi pertimbangan semua pihak apakah ada kelalaian dalam mendidik seorang anak.

"Ini harus menjadi pelajaran berharga bagi kita semua adanya aksi kekerasan terhadap murid SD di Kota Bukittinggi, aksi ini jangan sampai terulang kembali di Sumbar," katanya.

Video kekerasan yang dilakukan oleh sejumlah anak SD swasta di Kota Bukittinggi beredar di Youtube. Video yang berjudul Kekerasan Anak SD itu berdurasi satu menit 52 detik.

Dalam video ini, terlihat salah seorang anak SD berseragam yang berjenis kelamin perempuan mendapat pukulan dan tendangan dari sejumlah teman lelaki dan perempuannya di dalam kelas.

Dalam video tersebut juga terdengar suara korban berbahasa Minang yang meminta teman-temannya untuk menghentikan aksi kekerasan itu. Namun permintaan itu tidak diindahkan oleh temannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement