Selasa 14 Oct 2014 05:50 WIB

Dubes Prancis Minta Masukan PBNU, Soal Apa?

Dubes Prancis berkunjung ke PBNU
Foto: PBNU
Dubes Prancis berkunjung ke PBNU

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  --  Duta Besar Perancis untuk Indonesia Corrine Breuze melakukan kunjungan kerja ke Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sekaligus meminta masukan mengenai cara mengatasi radikalisme dan terorisme, khususnya terkait kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).

Corrine Breuze didampingi Sekretaris Pertama Kedutaan Besar erancis Jean-Louis Bertrand datang ke PBNU, Jakarta, Senin (13/10), diterima oleh Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj didampingi Sekretaris Jenderal PBNU Marsudi Syuhud, Ketua PBNU Iqbal Sullam, dan pengurus PBNU lainnya.

Breuze menanyakan metode yang digunakan NU dalam mengatasi terorisme dan radikalisme, apakah pendekatan langsung ke terpidana terorisme atau melalui pendidikan yang bersifat pencegahan. Menjawab pertanyaan itu, Said Aqil mengatakan bahwa sebagai organisasi kemasyarakatan, NU hanya memiliki kewenangan dan kemampuan dalam mengatasi radikalisme.

"Tapi ketika sudah menjadi (aksi) terorisme, itu tugas aparat, baik itu polisi, TNI, atau lembaga resmi pemerintah lainnya. Jadi deradikalisasi itu tugas organisasi kemasyarakatan seperti NU, tapi penanganan terorisme itu ranah pemerintah," katanya.

Menurut Said Aqil, peran NU dalam mengatasi radikalisme lebih ditekankan pada upaya pencegahan, yakni dengan memberikan pemahamanan agama yang benar.

"Kami memiliki pesantren, madrasah, dan masjid yang selalu mengajarkan Islam yang sebenarnya, Islam tasamuh (toleran), tawasuth (moderat), dan tawazun (berimbang). Pengurus-pengurus NU dan ulama-ulama di setiap kesempatan juga menyuarakan bahaya radikalisme," kata Said Aqil.

Jean-Louis Bertrand menanyakan ancaman ISIS, khususnya di Indonesia. Menurut dia, Perancis sudah merasakan langsung keganasan ISIS, seorang warganya menjadi korban. "Kalau di Indonesia Insya Allah aman," kata Said Aqil.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement