REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Serangan-serangan udara yang dipimpin Amerika Serikat telah menewaskan "ratusan" pejuang Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di dalam dan sekitar Kobane, tetapi kelompok Negara Islam (IS) itu masih bisa merebut kota Suriah strategis yang dikepung tersebut, kata Pentagon Rabu.
"Kami percaya bahwa kami telah membunuh ratusan pejuang ISIS di dalam dan sekitar Kobane," kata juru bicara Pentagon John Kirby kepada wartawan.
Dia menambahkan bahwa mayoritas penduduk kota telah melarikan diri saat pejuang jihad terus mengalir ke dalam wilayah dalam upaya untuk mengambil-alih kota.
"Kobane masih bisa jatuh, dengan sangat mudah masih bisa jatuh," tambah Kirby.
"ISIS tidak merahasiakan fakta bahwa mereka ingin kota itu ... dan sebagainya, mereka terus mengalirkan pejuangnya ke Kobane."
Pertempuran untuk kota Suriah utara - yang dikenal sebagai Ain al-Arab dalam bahasa Arab itu - telah memasuki bulan kedua pada Kamis. Kirby mengatakan hanya masih ada "ratusan atau lebih"
warga sipil.
"Tentu saja jika Kobane jatuh ke tangan ISIS itu satu kemunduran, tidak ada pertanyaan tentang itu," kata Kirby. Tetapi ia menekankan bahwa strategi untuk Operasi Resolve Inherent, nama baru untuk kampanye pimpinan AS terhadap pejuang IS, adalah "lebih besar" daripada satu kota.
"Kami harus siap untuk kemungkinan bahwa kota-kota lain dan desa-desa lain, bagian lain dari wilayah itu akan jatuh ke tangan ISIS atau kita mungkin tidak dapat untuk mengusir mereka selama beberapa waktu. Ini akan memakan waktu cukup lama," katanya.
Di negara tetangga Irak, di mana ISIS menguasai sebidang besar wilayah, yang mereka jadikan untuk mengancam Baghdad, namun Pentagon tidak percaya mereka di ambang merampas ibu kota itu.
"Kami tidak percaya bahwa ada ancaman terhadap keamanan.