REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ketua Umum terpilih dalam Muktamar VIII PPP di Surabaya, Romahurmuziy, mengatakan PPP secara resmi menyatakan diri sebagai partai pendukung pemerintah.
Menurutnya, sikap itu diambil untuk menopang politik amar ma’ruf nahi munkar yang menjadi dasar perjuangan PPP.
"PPP memastikan diri berada di dalam pemerintahan untuk mengawal agenda keuamatan dan kerakyatakan," katanya di arena Muktamar VIII di Surabaya Jawa Timur, Jumat (17/10).
Romy, sapaan Romahurmuziy, mengatakan, Indonesia harus dibangun dengan kerjasama dari berbagai pihak. Permasalahan yang terjadi di Indonesia tidak bisa diselesaikan oleh satu atau dua kelompok saja. Artinya, kata dia, semua pihak harus bahu membahu untuk bekerjasama membangun bangsa.
Untuk itu, lanjutnya, PPP akan menjaga jarak yang dekat dengan semua pihak yakni Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dan Koalisi Merah Putih (KMP). "Kita bersahabat dengan KIH maupun KMP. Justru dengan posisi PPP yang menjadi penyeimbang seperti yang diamanatkan di dalam muktamar," ujarnya.
PPP adalah salah satu partai pengusung Koalisi Merah Putih yang 'ditinggalkan'. Walau mereka menjadi salah satu partai yang sejak awal tergabung dalam koalisi, mereka tetap tidak mendapatkan posisi pemimpin di DPR.
Pada pemilihan pimpinan MPR, PPP justru bergabung dengan KIH. Bersama KIH mereka mengusung paket pimpinan untuk bertanding dalam pemilihan pimpinan MPR. Tapi tetap saja kalah.