REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pelaksana Festival Film Indonesia 2014 Kemala Atmojo bertekad menjadikan penyelenggaraan FFI tahun ini yang terbaik. Karena itu, ia bersama tim melakukan sejumlah perubahan.
Selain mengembalikan bentuk piala citra ke desain awal, pihaknya juga menitikberatkan pada metode penjurian. Karena ini merupakan hal mendasar dalam penyelenggaraan sebuah festival.
"Kita akan melibatkan akuntan publik independen," ujar Kemala Atmojo saat peluncuran FFI 2014, di Jakarta.
Sistem penjurian film bioskop nantinya akan melibatkan sebanyak mungkin pegiat dari perfilman serta nonfilm sebagai dewan juri. Total, akan ada 100 dewan juri film bioskop yang akan bertugas.
"Dewan juri diantaranya adalah Niniek L Karim, Seno Gumira, Widyawati hingga Reza Rahardian," kata Kemala Atmojo.
Dewan juri yang terpilih nantinya akan melakukan penjurian dengan menilai film di rumah masing-masing dengan menonton film yang telah digandakan sebelumnya.
"Tapi untuk film terbaru akan ditonton bersama," ujarnya. “Hanya film pendek, animasi dan film TV yang dinilai di Sekeretariat FFI," kata dia lagi.
Nantinya, hasil penjurian akan dikirim ke akuntan publik independen, Deloitte, satu dari empat perusahaan akuntan publik terbesar di dunia.
"Dengan begini diharapkan kredibilitas dan obyektivitas hasil penilaian dapat terjaga. Dengan melibatkan banyak orang juga akan tingkat penerimaan terhadap FFI juga akan meningkat," harap Atmojo.
Malam puncak FFI 2014 akan diselenggarakan di Kota Palembang pada 6 Desember mendatang.