Selasa 21 Oct 2014 12:34 WIB

Pasukan Peshmerga Irak Bantah akan ke Kobane

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Julkifli Marbun
Pasukan Peshmerga
Foto: Reuters/Youssef Boudlal
Pasukan Peshmerga

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Turki menyatakan telah mengizinkan pasukan Kurdi Irak Peshmerga ikut bertempur bersama pasukan Kurdi Suriah di Kobane. Mereka akhirnya diizinkan melawan ISIS di kota perbatasan Turki-Suriah.

Perubahan kebijakan Turki ini dilakukan setelah Presiden AS Barack Obama melakukan komunikasi via telepon dengan Presiden Recep Tayyip Erdogan. "Kami membantu pasukan Peshmerga melintasi Kobane," kata Mevlut Cavusoglu, menteri Luar Negeri Turki di Ankara pada Senin (20/10).

Sementara itu, menurut koresponden Aljazeera di Erbil, Irak, tak ada keputusan dari pasukan Peshmerga Irak untuk mengirimkan pasukannya ke Kobane.

"Presiden pemerintahan Kurdi (KRG), Massoud Barzani, menawarkan pengiriman pasukan ke Kobane beberapa pekan lalu ketika ia berada dalam tekanan. Namun, komandan Peshmerga mengatakan hal tersebut tak realistis karena pasukan sudah berjuang melawan ISIS," katanya.

Partai Uni Demokrasi (PYD) yang memimpin perang melawan ISIS di Kobane mengatakan pernyataan tersebut hanya merupakan propaganda Turki. "Peshmerga memiliki masalahnya sendiri di Irak," kata Saleh Muslim, pemimpin PYD.

Sementara itu, sumber dari kepresiden Turki mengatakan dalam pembicaraan Obama dengan Erdogan, Obama menyebut kondisi di Kobane sangat memprihatinkan. Pada Minggu, AS juga mulai mengirim bantuan senjata dan pasokan lainnya ke pasukan Kurdi meskipun Turki keberatan.

Militer AS mengatakan pihaknya telah melancarkan enam serangan udara terhadap ISIS di dekat Kobane selama dua hari. Mereka juga dilaporkan berhasil menghancurkan posisi ISIS serta kendaraannya.

Turki menolak pengiriman bantuan persenjataan karena menganggap kelompok PYD menjadi bagian dari Partai Pekerja Kurdi (PKK). Pasukan keamanan Turki selama ini bersitegang dengan PKK serta terlibat perang yang memicu 40 ribu orang tewas.

Selama ini, Turki juga menolak mengirimkan pasukannya atau mengizinkan pasukan AS melancarkan serangan terhadap ISIS dari pangkalan udara Incirlik di dekat provinsi Adana. Sementara itu, para aktivis mengatakan ISIS kembali melancarkan serangan terbarunya di Kobane pada Senin malam.

"Kelompok itu melancarkan serangan di kota itu," kata Rami Abdel Rahmah, direktur kelompok Observatory HAM Suriah. Dua serangan bunuh diri juga dilaporkan terjadi di utara Kobane pada Senin pagi.

Di tempat terpisah, Menlu AS John Kerry mengatakan Washington telah meminta Ankara membantu pasukan peshmerga dan kelompok lainnya masuk ke Kobani. Sehingga mereka dapat membantu mempertahankan kota tersebut dari serangan ISIS.

Uni Eropa juga turut mendesak Turki membuka perbatasannya agar pasokan dapat dikirimkan ke warga di Kobani. Di Indonesia, Kerry juga menyatakan keprihatinan Turki atas dukungan kepada pasukan Kurdi.

"Kami benar-benar memahami fundamental oposisi Ankara terhadap kelompok teroris, dan khususnya, tantangan yang mereka hadapi terhadap PKK," katanya. Namun, ia mengatakan tak bisa menutup mata terkait kondisi saat ini.

"Sangat tak bertanggung jawab bagi kami dan secara moral sangat sulit untuk menutup mata terhadap komunitas yang melawan ISIS," tambahnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement