REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Penerima Hadiah Nobel Perdamaian (NCC) 2014, Malala Yousafzai menerima Liberty Medal dan penghargaan sebesar 100 ribu dolar AS untuk pendidikan di tanah airnya Pakistan, Rabu (22/10).
Yousafzai yang merupakan aktivis hak anak ini memenangkan hadiah tahunan dari Pusat Konstitusi Nasional untuk keberanian dan ketahanannya dalam menghadapi kesulitan selama memperjuangkan pendidikan.
"Karena keberaniannya mengeluarkan suara mereka-mereka yang telah ditolak hak-hak asasi dan kebebasannya," kata NCC.
Gadis 17 tahun itu menyampaikan pidatonya tentang keinginan melihat 57 juta anak putus sekolah di Pakistan diberi hak untuk mendapat pendidikan.
"Saya merasa terhormat untuk menerima medali ini," katanya dalam pidato, dikutip AFP.
Menurutnya, penghargaan tersebut mendorongnya untuk terus kampanye tentang pendidikan dan memperjuangkan hak-hak setiap anak. Uang yang diperolehnya akan ia sumbangkan untuk pendidikan di Pakistan.
Dia menyerukan negara-negara di seluruh dunia untuk berhenti menghabiskan uang pada senjata dan berinvestasi pada masa depan anak-anak mereka.
"Pendidikan adalah senjata terbaik untuk memerangi kemiskinan, kebodohan dan terorisme. Jadi saya minta semua negara di seluruh dunia, mari kita mengatakan tidak untuk perang," kata dia.
Malala yang saat ini tinggal di Inggris menjadi terkenal di Pakistan setelah mengkampanyekan hak anak perempuan untuk pendidikan. Pada bulan Oktober 2012, ia ditembak di kepala oleh seorang pria bersenjata Taliban.
Ia kemudian dievakuasi ke Inggris hingga pulih. Ia kemudian membangun lembaga Malala Fund dan berjuang dengan akses universal agar semua anak bisa mendapat pendidikan.
The Liberty Medal diberikan kepada orang-orang yang berusaha untuk mengamankan kebebasan bagi orang-orang di seluruh dunia. Penerima sebelumnya termasuk mantan presiden AS George HW Bush dan Bill Clinton, Nelson Mandela, Shimon Peres, Kofi Annan dan Bono.