Rabu 22 Oct 2014 21:57 WIB

PBNU Puji Cara Jokowi Rekrut Menteri

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (kanan) didampingi Walikota Solo FX Hadi Rudyatmo (kiri) dan Kapolresta Surakarta Kombes Pol Asjima'in (tengah) saat mengunjungi Kantor DPC PDI Perjuangan Surakarta, Jawa Tengah, Minggu (26/5). Jokowi yang sedang pulang kam
Foto: ANTARA FOTO/Herka Yanis Pangaribowo
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (kanan) didampingi Walikota Solo FX Hadi Rudyatmo (kiri) dan Kapolresta Surakarta Kombes Pol Asjima'in (tengah) saat mengunjungi Kantor DPC PDI Perjuangan Surakarta, Jawa Tengah, Minggu (26/5). Jokowi yang sedang pulang kam

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mendukung langkah Presiden Joko Widodo yang melibatkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dalam perekrutan menteri.

"Jokowi saya lihat hati-hati menyusun anggota kementeriannya dengan dibawa ke KPK dan PPATK dulu," kata Sekretaris Jenderal PBNU Marsudi Syuhud di Jakarta, Rabu (22/10).

Menurutnya kehati-hatian yang dilakukan Jokowi sekarang akan menjadi modal yang bagus untuk mendorong soliditas tim secara keseluruhan, karena jika ada menteri yang terkena masalah pandangan publik secara umum terhadap kabinet juga akan terpengaruh.

Ia sependapat bahwa calon yang berpotensi memiliki masalah tidak perlu diangkat menjadi menteri daripada nanti diungkit-ungkit oleh publik. "Kalau sekarang sudah lolos dari berbagai kriteria, apa lagi yang mau di-pressure. Yang paling melumpuhkan itu kan di KPK," katanya.

Pada bagian lain Marsudi mengatakan bahwa para menteri di kabinet Jokowi-JK harus bisa bekerja di bawah tekanan mengingat masyarakat memiliki pengharapan tinggi terhadap presiden baru.

"Ekspektasi yang tinggi ini kalau meleng sedikit saja banyak pertanyaan. Begitu pula secara riil, partai oposisi menguasai parlemen. Maka diharapkan menteri-menterinya harus kuat fisik, kuat kerja, dan kuat psikologisnya," jelasnya.

Marsudi mengatakan para pambantu Jokowi di kabinet harus bisa mengikuti seluruh gaya dan pikirannya, serta mampu mengejawantahkan apa yang dipikirkan presiden.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement