REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo akhirnya mengumumkan 34 nama menteri di Jajaran Kabinetnya. Namun, banyak pihak masih meragugan kualitas orang-orang yang dipilih Prediden Jokowi.
Politikus Golkar Bambang Soesatyo, menilai nama menteri yang baru diumumkan Jokowi Pukul 17:00 WIB masih diragukan kualitas kerja dan kebersihan rekam jejaknya dimata hukum.
"Melihat jajaran menteri kabinet saya ragu akan berjalan sesuai harapan. Apa yg disebut kabinet Kerja yg bersih tampaknya hanya menjadi merek dagang atau papan nama saja," ujarnya dalam pesan singkat kepada Republika, Ahad sore (26/10).
Padahal nama-nama seperti Pramono Anung, Eva Kusuma Sundari, dinilai Bamsut lebih tepat untuk dipilih sebagai mentri.
"Figur-figur berkualitas dan bersih dari parpol seperti Pramono Anung dan Eva Sundari yang dapat mengimbangi KMP di parlemen, justru tidak masuk," katanya.
Lebih lanjut menurtnya stabilo Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada beberapa nama mentri pada akhirnya tidak berlaku. Alhasil Jokowi dinilai hanya melakukan pencitraan belaka.
"Jadi, kemungkinan Jokowi hanya basa-basi dan pencitraaan saja melibatkan KPK dan PPATK," ujarnya.
Hal ini menurut Bamsut dibuktikan dengan rekomendasi KPK dan PPATK yang dihiraukan Jokowi. "Buktinya rekomendasi dan warning KPK-PPATK atas sejumlah nama yang diduga terlibat dan berpotensi bermasalah tetap masuk dalam jajaran menteri kabinet," terangnya.
Walau demikian, Bamsut berharap kabinet Jokowi bukan hanya sekedar nama, Kabinet Kerja. "Semoga kabinet kerja Jokowi ini tidak berubah menjadi kabinet odong-odong," pungkasnya.