Selasa 28 Oct 2014 15:00 WIB

Bendung Katulampa Bersiap Hadapi Musim Hujan

Rep: C09/ Red: Bayu Hermawan
  Bendungan Katulampa yang kekeringan akibat musim kemarau, Bogor, Senin (6/10). (foto : MgROL30)
Bendungan Katulampa yang kekeringan akibat musim kemarau, Bogor, Senin (6/10). (foto : MgROL30)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Hujan yang mulai rutin turun di kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat, membuat petugas di Bendung Katulampa bersiap. Meski saat ini intensitas hujan masih rendah, namun diprediksi hujan deras akan semakin sering terjadi pada awal November ini.

Meski hujan telah mengguyur kawasan Puncak Bogor, selama empat hari terakhir, namun saat ini debit air di Bendung Katulampa masih terpantau normal dengan  ketinggian 20 cm. Ketinggian dapat sewaktu-waktu berubah jika turun hujan yang cukup deras.

Seperti pada Senin (27/10) malam, pukul 22.00 WIB. Hujan yang mengguyur kawasan Puncak dan Megamendung membawa debit air yang cukup besar hingga ketinggian air di Bendung Katulampa mencapai 50 cm.

Yuki, staf Operasional Pemeliharaan Bendung Katulampa, menjelaskan, hujan di kawasan Puncak sangat berpengaruh pada tingginya debit air di Bendung Katulampa. Sedangkan hujan di sekitar Kota Bogor hingga Depok, hanya menyebabkan aliran kali Ciliwung menjadi sedikit deras.

"Kadang terjadi banjir lokal yang disebabkan oleh hujan lokal di kawasan Bogor, Depok, dan Jakarta, padahal di Bendung Katulampa debit airnya normal," ujar Yuki, Selasa (28/10).

Berpengaruhnya hujan di Puncak disebabkan oleh adanya 13 aliran anak sungai di kawasan tersebut yang mengalir ke kali Ciliwung. Aliran air yang tergabung dari 13 anak sungai itu menyebabkan debit air yang terkumpul di Bendung Katulampa menjadi berkali-kali lipat lebih besar dari batas normal.

Sementara menurut Adi, staf Operasional Pemeliharaan Bendung Katulampa lainnya mengatakan, menghadapi musim penghujan tahun ini, Bendung Katulampa melakukan beberapa persiapan, di antaranya pembersihan pintu air dan pengerukan sedimen yang ada di dasar bendung.

"Material yang mengendap di dasar bendung akan dibersihkan agar jalan keluar air menjadi lebih lancar jika pintu air sedang dibuka," jelasnya.

Menurutnya, tanda-tanda musim hujan memang sudah terlihat, namun intensitas curah hujannya belum tinggi. Meski begitu, penjaga pintu air Katulampa masih harus berjaga selama 24 jam untuk terus memantau ketinggian air. "Hujan deras di malam hari menyebabkan debit air naik secara tiba-tiba, itu yang di khawatirkan," jelasnya.

Adi menjelaskan status siaga 4 baru akan diberlakukan ketika ketinggian air mencapai 80 cm. Debit air masih berpotensi naik, mengingat musim hujan baru akan di mulai. Menurutnya biasanya ketinggian maksimal terjadi pada Desember hingga Februari.

Beruntung saat ini Bendung Katulampa sudah memasang CCTV untuk memudahkan penjaga melihat langsung kondisi bendung. Sebelumnya, pegawai yang mendapat giliran jaga harus mengitari kawasan bendung untuk memastikan ketinggian air.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement