REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Fraksi Partai Golkar DPR, Bambang Soesatyo menilai mosi tidak percaya dan pembentukan DPR tandingan yang dilakukan Koalisi Indonesia Hebat (KIH) sebagai cermin rasa frustasi.
Bambang menilai rasa frustasi dari Parpol-parpol di KIH bukan hanya lantaran gagal meraih pimpinan DPR dan alat kelengkapan dewan (AKD) saja, namun juga karena kurang mendapat jatah menteri dalam Kabinet Kerja Jokowi-JK.
"Mereka frustasi tak dapat kursi menteri dan di parlemen," ujarnyakepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Kamis (30/10).
Bambang menyindir sikap para elite KIH dengan pernyataan Jokowi terhadap Prabowo. Menurutnya Jokowi pernah mengatakan apabila Prabowo ingin menjadi presiden maka harus menunggu lima tahun mendatang.
Dengan maksud yang sama, Bambang mengatakan apabila KIH ingin mendapat posisi di pimpinan DPR dan akd maka mereka juga harus menunggu lima tahun mendatang. "Harusnya PDIP dan rekan-rekan koalisinya memahami konteks pernyataan Jokowi," ujar Bambang.
Seperti diketahui, Rabu (29/10) fraksi yang tergabung di KIH: PDIP, PKB, Nasdem, Hanura, ditambah PPP menyatakan mosi tidak percaya terhadap lima pimpinan DPR.
Mereka mendeklarasikan pembentukan pimpinan DPR tandingan dengan menunjuk Pramono Anung (PDIP) sebagai Ketua DPR, Abdul Kadir Karding (PKB) Wakil Ketua DPR, Dossy Iskandar (Hanura) Wakil Ketua DPR, Syaifullah Tamliha (PPP) Wakil Ketua, dan Rio Patrice Capella (Nasdem) sebagai Wakil Ketua. KIH juga menyatakan akan membentuk rapat paripurna dan rapat komisi sendiri.