Jumat 31 Oct 2014 19:24 WIB

Di Munas, NU Paparkan Perkembangan Selama Empat Tahun Terakhir

Rep: c60/ Red: Agung Sasongko
Ketua Umum PBNU, Kiai Said Aqil Siroj
Foto: Republika/Yasin Habibi
Ketua Umum PBNU, Kiai Said Aqil Siroj

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) berencana menggelar Musyawarah Nasional (MUNAS) NU. Kegiatan tersebut akan diselenggarakan di Gedung PBNU, Jakarta pada tanggal 1 hingga 3 November 2014.

“PBNU akan punya gawe besar yakni Munas NU tanggal 1-3 November di gedung PBNU,” ujar Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siraj, Kamis (23/10).

Acara MUNAS NU ini rencananya akan dihadiri Presiden Indonesia Joko Widodo beserta Wakil Presiden, Jusuf Kalla. “Sudah dikirimkan undangan ke pak Jokowi sekaligus untuk audiensi,” kata Kiai Said.

Kiai Said menyatakan, Munas NU merupakan forum tertinggi setelah Kongres. Acara tersebut akan dihadiri oleh 200 Ulama NU dari seluruh Indonesia sebagai peserta Munas NU. Kiai Said menjelaskan acara tersebut berisi tiga komisi. “Ada Komisi Bahtsul Masail, Komisi Organisasi, dan Komisi Rekomendasi,” ujar dia.

Kiai Said mengatakan dalam Munas NU akan dipaparkan perkembangan NU selama empat tahun kepemimpinannya. Di antaranya, keberhasilan NU membangu 23 Perguruan Tinggi NU di berbagai tempat se- Indonesia.

Selain itu, keberhasilan dalam mengirimkan para pelajar NU ke luar negeri. “Kami telah mengirim 20 mahasiswa ke Rusia, lima ke Amerika, 10 ke Australia, ada juga ke Maroko, Mesid dan Sudan,” ujar dia. PBNU juga menerima mahasiswa luar negeri yang ingin mengenyam pendidikan Islam Ahlussunnah di Indonesia. “Dari Thailand 40 orang, dari Afganistan 20 orang,” ujar dia.

Hadir dalam acara konferensi pers tersebut, Ketua panitia MUNAS NU, Arvin Hakim Toha. Dia menjelaskan salah satu agenda besar Munas NU adalah menentukan tempat penyelenggaraan Muktamar NU pada 2015 nanti.

“Ada tiga tempat yang sudah menawarkan yakni  Surabaya, Medan dan Banten,” terang Arvin.

Dia memastikan, seluruh Pimpinan PBNU dan 34 Pimpnan Wilayah akan diundang untuk menghadiri acara tersebut.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement