REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Politisi PPP Epyardi Asda menyatakan mundur dari kandidat calon ketua umum PPP dalam Muktamar VIII PPP di Jakarta. Padahal, Jumat (31/10) siang, Epyardi dengan lantang menyatakan kesiapannya untuk maju bersaing menuju kursi nomor satu di PPP.
Dia beralasan, situasi yang terjadi di internal partai berlambang Ka'bah itu membuatnya mengurungkan niat. Ia mengaku tidak bernafsu lagi untuk maju menjadi ketua umum.
"Melihat situasi (konflik) ini, saya tidak akan maju, saya tidak tega mengambil (posisi ketua umum)," kata di arena pelaksanaan Muktamar VIII PPP di Hotel Sahid, Jakarta, Jumat (31/10) malam.
Dia mengatakan, siapapun yang akan menjadi ketua umum PPP dalam muktamar Jakarta ini bisa merangkul kubu-kubu yang berseteru. Ia meminta semua pihak tidak menampilkan ego pribadi. Sehingga, semua pihak bisa duduk bersama membicarakan masa depan partai yang lahir sejak era orde Baru tersebut.
Epyardi membantah, sikap mengundurkan diri ini terkait dengan ancaman dari pihak-pihak tertentu. Dia memastikan, mundurnya dari pencalonan ketua umum murni berasal dari dirinya sendiri. Epyardi sebelumnya mengaku diancam akan di-PAW (pengganti antar waktu) jika mengikuti muktamar di Jakarta.
Sebelumnya, Jumat (31/10) siang, Epyardi masih berapi-api untuk maju sebagai calon ketua umum PPP periode selanjutnya. Dia mengaku siap bersaing dengan beberapa nama digadang-gadang akan maju menjadi calon ketua umum. Di antaranya Djan Faridz, Ahmad Yani, Ahmad Muqoam, dan Rudi Arifin.