Senin 03 Nov 2014 20:20 WIB

Kecelakaan SpaceShipTwo, NTSB Sebut Ada Perangkat Diaktifkan Tanpa Komando

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Julkifli Marbun
Puing pesawat SpaceShipTwo milik Virgin Galatic
Foto: AP Photo
Puing pesawat SpaceShipTwo milik Virgin Galatic

REPUBLIKA.CO.ID, CALIFORNIA -- Peyidik kecelakaan pesawat SpaceShipTwo Virgin Galatic mengatakan perangkat keamanan pesawat dikerahkan terlalu dini. Kepala badan keamanan transportasi nasional AS (NTSB) Christopher Hart mengatakan perangkat 'feathering' yang dirancang untuk melambatkan pesawat diaktifkan tanpa komando dari pilot.

Namun Hart mengatakan terlalu dini untuk menentukan suatu penyebab kecelakaan. Hart mengonfirmasi tangki bahan bakar dan mesin bekerja dengan baik dan ditemukan utuh. Virgin Galatic menyangkal pernyataan perusahaan tidak mementingkan keamanan terbang.

Menurut Hart, perangkat feathering seharusnya diaktifkan pada Mach 1.4 atau pada 1,715 km per jam, namun perangkat diaktifkan pada Match 1. Ia mengatakan satu pilot mengaktifkan perangkat namun pada tahap kedua perangkat diaktifkan tanpa komando.

''Tak lama setelah 'feathering menyala, data telemetri dihentikan dan data video dihentikan,'' katanya. Alat itu berfungsi untuk mengangkat dan memutar ekor pesawat hingga menciptakan tarikan, melambatkan pesawat untuk turun.

Peneliti NTSB telah menemukan hampir semua bagian dari pesawat. Penyelidikan bisa memakan waktu hingga berbulan-bulan. SpaceShipTwo hancur saat uji coba terbang pertama sejak sembilan bulan lalu. Saat itu, pesawat juga celaka di kota dekat Bakersfield.

Virgin Galatic mengatakan pesawat mengalami anomali yang serius ketika terpisah dari kendaraan peluncur WhiteKnightTwo. Pesawat menggunakan roket bahan bakar tipe baru sebelum digunakan terbang.

Proyek ini telah mengalami banyak penundaan. The Financial Times melaporkan bahwa bisnis ini menghadapi kesulitan keuangan. Pendanaan sebanyak 400 juta dolar AS dari Abu Dhabi sekarang kering dan Virgin Group membayar hari ke hari.

Co-pilot yang meninggal ketika SpaceShipTwo hancur tak lama setelah lepas landas adalah Michael Alsbury. Scaled Composites, perusahaan yang mempekerjakan kedua pilot, mengatakan pilot yang masih hidup, Peter Siebold telah sadar dan berbicara dengan keluarga juga dokter.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement