Rabu 05 Nov 2014 13:44 WIB
Pembunuhan TKW Hong Kong

Polri Tunggu Sampel DNA Keluarga Dua WNI yang Dibunuh di Hong Kong

Rep: C82/ Red: Julkifli Marbun
Brigjen Pol. Boy Rafli Amar
Foto: Republika/Agung Fatma Putra
Brigjen Pol. Boy Rafli Amar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sampel DNA keluarga dua WNI yang dibunuh di Hong Kong bernama Sumarti Ningsih dan Seneng Mujiasih direncanakan akan tiba di Jakarta pada Jumat (7/11) mendatang. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar mengatakan, saat ini, petugas sedang menuju kediaman keluarga kedua korban.

Boy mengatakan, keluarga Sumarti Ningsih Cilacap, Jawa Tengah dan Seneng Mujiasih di Muna, Sulawesi Tenggara.*

"Tim Jateng sedang menuju Cilacap untuk mengambil sampel pihak keluarga untuk DNA dan untuk yang berasal dari Muna, tim forensik sedang berupaya kesana," kata Boy di Mabes Polri, Rabu (5/11).

Saat ini, lanjut Boy, Polri terus berkoordinasi dengan tim Polri yang ada di Hong Kong. Koordinasi tersebut dalam bentuk bantuan identifikasi melalui data antem mortem.

"Untuk proses investigasi, Polri kerjasama dengan negara setempat, Hong Kong, kita hormati proses yang dilakukan polisi Hong Kong," ujarnya.

Sebelumnya, pihak kepolisian Hong Kong menahan seorang pria warga negara Inggris bernama Rurik Jutting (29), Sabtu (1/11) lalu.

Ia diduga telah melakukan pembunuhan terhadap dua perempuan asal Indonesia, bernama Sumarti Ningsih dan Jesse Lorena Ruri yang belakangan diketahui bernama asli Seneng Mujiasih.

Jutting merupakan bankir di Bank of America Marrill Lynch. Di dalam apartemen miliknya di Distrik Wan Chai, Hong Kong, ditemukan mayat perempuan dengan luka akibat pisau di leher. Delapan jam kemudian, tubuh Sumarti dalam keadaan terpotong ditemukan di dalam koper di balkon apartemen tersebut.

Dalam dakwaan pengadilan, disebutkan bahwa Sumarti dibunuh pada 27 Oktober, sementara Seneng dibunuh pada 1 November.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement