REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Kepolisian Inggris pada Selasa mengumumkan akan mengadakan penyelidikan terhadap keluhan-keluhan bahwa gelandang Manchester City, Yaya Toure, mendapat pelecehan rasial via Twitter.
Pemain Pantai Gading berusia 31 tahun itu dilaporkan menjadi subyek serangkaian pesan rasis dan melecehkan setelah kembali mengaktifkan akun Twitternya pada Senin.
Juru bicara Kepolisian Greater Manchester (GMP) berkata,"GMP dapat mengonfirmasi bahwa kami menerima sejumlah keluhan terkait cuitan-cuitan rasis yang ditujukan kepada pemain Manchester City Football FC, Yaya Toure, pada Senin 3 November 2014."
Pada wawancara dengan BBC yang dipublikasi pada Selasa, Toure berkata bahwa pelecehan yang diterimanya merupakan hal yang tercela.
"Bagi saya, sejujurnya itu merupakan hal yang tercela," ucapnya. "Kita perlu untuk melakukan sesuatu untuk mengatakan kepada masyarakat bahwa tindakan seperti itu harus dihentikan. Saya ingin orang-orang itu memahami bahwa apa yang mereka lakukan merupakan hal yang keliru."
Toure menutup akun Twitternya lima bulan lalu agar dapat berkonsentrasi pada penampilan Pantai Gading pada Piala Dunia 2014 Brasil.
Saat mengumumkan kembalinya ia ke situs jaringan sosial media itu menyusul kemenangan 1-0 City atas Manchester United pada Minggu, ia mencuit,"Rasanya menyenangkan kembali ke Twitter setelah kemenangan yang bagus kemarin. Sekarang fokus saya adalah pertandingan selanjutnya... Selamat hari Senin semuanya."
Ia menerima sejumlah pesan pelecehan rasial dari para pengguna Twitter lain yang membalas cuitannya. Pada cuitan selanjutnya ia menulis, "Terima kasih untuk semua cuitan dan dukungan selamat datang kembali. Sejumlah minoritas melakukan hal yang memalukan."