Kamis 06 Nov 2014 15:28 WIB

Tiga Model Pemilihan Khalifah Rasyidin (1)

Pada era Abu Bakar Ash-Shiddiq, khalifah dipilih lewat musyawarah.
Foto: Islambook.net/ca
Pada era Abu Bakar Ash-Shiddiq, khalifah dipilih lewat musyawarah.

Oleh: Harun Husein

Hingga wafatnya, Nabi Muhammad SAW tidak mewasiatkan siapa penggantinya. Karena itu, pemilihan pengganti Nabi sebagai kepala negara (khalifah ar-rasul) dilakukan melalui musyawarah di antara para sahabat Nabi.

Secara umum ada tiga model pemilihan yang diterapkan di era khilafah rasyidah atau khalifah yang adil dan bijaksana. Berikut faktanya:

Pemilihan Abu Bakar Ash‐Shiddiq

(Model Pertama)

Khalifah dipilih lewat musyawarah wakil-wakil dari kalangan Muhajirin dan Anshar secara terbatas (baiat in iqad) pada hari pertama Nabi wafat bertempat di Tsaqifah Bani Sai’dah (kediaman Sa’ad bin Ubadah di Madinah), kemudian dilanjutkan dengan bai’at ta’at di Masjid Nawabi pada hari kedua Nabi wafat. Kronologinya sebagai berikut:

Tahap I

* Saat Nabi wafat, terjadi kegoncangan. Mulai muncul tanda-tanda perpecahan kepemimpinan politik. Antara lain munculnya pendapat bahwa kalangan Anshar mengangkat khalifah sendiri, begitupun dengan kalangan Muhajirin yang juga mengangkat khalifah sendiri. Sementara itu, di sebagian kawasan di jazirah Arab mulai memperlihatkan tanda-tanda memisahkan diri, bahkan muncul sejumlah orang yang mengaku sebagai nabi.

* Pada hari wafatnya Nabi, Umar bersama Abu bakar serta kaum Muhajirin lainnya menuju tempat kaum Anshar berkumpul di Tsaqifah Bani Sa’idah. Saat tiba di sana, berdiri juru bicara dari kalangan Anshar yang menyatakan muncul tanda-tanda kaum Muhajirin akan mendominasi mereka di tempat tinggal mereka (Madinah), dan mengambil kekuasaan dari kaum Anshar.

Saat itu dari kalangan Anshar juga muncul usulan agar kaum Anshar memilih khalifah sendiri dan orang-orang Quraisy (Muhajirin) juga memilih khalifah sendiri, yang disampaikan dengan ungkapan “ana juzailuha al-muhakkak wauzaiquha almurajjab,” yang berarti akulah pemimpin yang tertingi. Konon yang berkata demikian adalah al-Hubab bin al-Munzir.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement