Jumat 07 Nov 2014 06:00 WIB

Peneliti Temukan Indikasi Gen Pengaruhi Ebola

Rep: Dwi Murdaningsih/ Red: Indah Wulandari
Di New York, seorang pria mengenakan kostum khusus anti penyakit ebola sebagai bagian dari parade Halloween.
Foto: Reuters
Di New York, seorang pria mengenakan kostum khusus anti penyakit ebola sebagai bagian dari parade Halloween.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Virus Ebola telah menewaskan lebih dari 4900 orang dan menginfeksi lebih dari 13 ribu orang di seluruh dunia. Gejala yang bervariasi antara pasien Ebola membuat dokter menjadi bingung. Namun, peneliti kini menemukan bahwa hal ini berhubungan dengan genetik. 

Untuk mempelajari pengaruh gen pada virus Ebola, peneliti dari Universitas Wshington meneliti tikus yang terinfeksi strain Ebola yang mewabah di dunia. Tim melihat adanya perbedaan dalam hal keparahan penyakit. 

Rupanya, ada tikus yang sembuh, atau bahkan semakin parah ketika teerkena virus ini. Perbedaam gejala ini diduga disebabkan karena adanya perbedaan genetik tikus. 

Ada gen yang bisa mengaktifkan sistem kekebalan tubuh dan memperbaiki kerusakan pembuluh darah. Temuan yang dipublikasikan dalam jurnal Science ini melaporkan bahwa 70 persen tikus menunjukkan gejala yang parah.

Lebih dari separuh tikus percobaan ini mati karena masalah di darah dan hati. Gejala ini mirip dengan pendarahan yang umumnya terjadi pada manusia. 

Tim juga mengamati bahwa meskipun semua tikus kehilangan berat badan pada beberapa hari pertama setelah terinfeksi virus Ebola, sebanyak 19 persen tikus mengalami pemulihan penuh. 

Tikus-tikus yang 'selamat' ini menunjukkan peningkatan aktivitas pada dua gen yang diidentifikasi ini. Gen ini bertanggung jawab memproduksi sel drah putih dan memperbaiki kerusakan pembuluh darah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement