Ahad 09 Nov 2014 14:35 WIB

Ketua MPR: KIH Bakal Dapat Kursi Pimpinan di Tiap AKD

Rep: Agus Raharjo/ Red: Bayu Hermawan
Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Zulkifli Hasan mengatakan hubungan antara Koalisi Merah Putih (KMP) dan Koalisi Indonesia Hebat (KIH) akan memasuki babak baru. Menurutnya kedua koalisi itu, sudah sepakat untuk menyelesaikan kisruh di DPR.

Zulkifli Hasan yang mengaku sudah ada lobi-lobi yang dilakukannya secara informal, dan mampu mencairkan ketegangan antar dua kubu. Pimpinan partai terus menjalin komunikasi untuk menemukan kata mufakat dalam penyelesaian komisi dan Alat Kelengkapan Dewan (AKD). Bagaimana penyelesaiannya, Zulkifli mengatakan dalam 1 Minggu kedepan semuanya jelas.

"Teknisnya minggu depan selesai," kata Zulkifli Hasan saat dikonfirmasi Republika, Ahad (9/11).

Zulkifli selalu memandang positif bahwa penyelesaian kisruh di DPR dapat diselesaikan dengan musyawarah. Bahkan, mantan Menteri Kehutanan era Presiden Susilo Bambang Yudoyono tersebut mengibaratkan, sengketa yang terjadi antara Palestina dan Israel saja bisa diselesaikan dengan musyawarah apalagi hanya soal kisruh di DPR.

Penyelesaian dari kisruh ini didapatkan setelah Zulkifli Hasan dikabarkan menggelar pertemuan dengan 5 pimpinan partai, yaitu PAN, Gerindra, Golkar dan PDIP. Hasil pertemuan tersebut masih dirahasiakan oleh Zulkifli. Namun Zulkifli menegaskan bahwa kisruh antara KMP dan KIH di DPR sudah menemui jalan terang.

"Prinsipnya musyawarah untuk mufakat, KMP dan KIH bersama-sama di semua Alat Kelengkapan Dewan (AKD)," katanya.

Artinya, posisi KMP yang sebelumnya sapu bersih di semua AKD akan memfasilitasi masuknya perwakilan KIH di semua AKD. Bisa jadi, keinginan KIH seperti yang diungkapkan Sekretaris Jenderal PDIP, Achmad Basarah soal proporsi paling masuk akal 60 pimpinan untuk KMP dan 40 persen untuk KIH akan dipenuhi oleh KMP.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement