Senin 10 Nov 2014 15:39 WIB

Tiga Agenda Pendidikan Nasional Digelar di Surabaya

Rep: c54/ Red: Esthi Maharani
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan, Kota Surabaya menjadi penyelenggara sejumlah kegitan pendidikan. Setidaknya ada tiga acara besar pendidikan, yakni pameran pendidikan, lomba peneliti belia dan Kongres Pelajar Indonesia 2014.

Pameran pendidikan dihelat di kompleks Balai Pemuda pada 9-11 November. Kegiatan bertajuk "Widya Wahana Pendidikan" tersebut resmi dibuka Wali Kota Surabaya pada Ahad (9/11). Turut hadir dalam acara pembukaan, Kadispendik Jatim Harun.

Kadispendik Surabaya Ikhsan menyatakan, pameran pendidikan merupakan kegiatan rutin tahunan yang bertujuan guna memberikan wadah bagi bakat serta kreativitas pelajar.

Tahun ini, sebanyak 119 stan sekolah di Surabaya menampilkan produk terbaik mereka selama tiga hari penyelenggaraan. Berdasar pantauan di lapangan, beberapa stan memamerkan batik, lukisan, produk daur ulang, aneka kerajinan kreatif, makanan/minuman olahan, hingga robot.

“Sebenarnya ada lebih dari 119 stan, namun karena keterbatasan tempat maka yang bisa terakomodir hanya 119 saja,” ujar Ikhsan.

Selain pameran, Kota Pahlawan juga menjadi tuan rumah lomba peneliti belia tingkat Nasional. Secara keseluruhan, lomba ini diikuti oleh 200 peserta. Peserta lomba dari Surabaya sendiri sebanyak 80 orang.

Wali Kota Tri Rismaharini menyatakan, pameran ini terselenggara atas dasar kesadaran masing-masing anak dikaruniai kelebihan yang berbeda-beda. Oleh karena itu kepandaian tidak hanya diukur oleh hal-hal bersifat akademik tetapi juga sisi kreativitas dan inovasi.

“Ini semua untuk mewujudkan sistem pendidikan yang multitalenta,” kata dia.

Alumnus ITS tersebut melihat, selama ini hasil karya anak negeri kuat di konsep namun lemah di hasil akhir. Itulah sebabnya, hingga kini belum banyak karya inovasi dalam negeri yang mampu menembus dan bersaing di pasaran.

Untuk itu, Risma mengisyaratkan perlunya jam terbang dan pelatihan untuk mengasah motorik halus para siswa sehingga bisa lebih menghasilkan inovasi-inovasi terbaik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement