Senin 10 Nov 2014 16:31 WIB

Kemenkop Gandeng Dekopin Bangun Database Koperasi Indonesia

Ketua Dekopin Nurdin Halid (kiri) memberikan buku berjudul Koperasi Pilar Negara kepada Menteri Koperasi dan UKM AA Gede Ngurah Puspayofa
Foto: Dekopin
Ketua Dekopin Nurdin Halid (kiri) memberikan buku berjudul Koperasi Pilar Negara kepada Menteri Koperasi dan UKM AA Gede Ngurah Puspayofa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga mengparesiasi suksesnya Musyawarah Nasional (Munas) Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) 2014 yang berlangsung akhir pekan kemarin. 

Ia mengapresiasi Munas telah berhasil membuat beberapa keputusan strategis untuk pembangunan koperasi Indonesia di masa depan. 

"Saya optimis koperasi akan menjadi andalan untuk menyejahterakan rakyat karena Bapak Presiden menaruh perhatian besar pada ekonomi rakyat,” ujar Puspayoga saat menghadiri acara puncak Munas Dekopin, dalam keterangan tertulis yang diterima ROL dari Dekopin, Senin (10/11).   

Dalam Munas tersebut, Dekopin membahas dan menghasilkan empat keputusan strategis, yaitu tentang Renstra Dekopin 2014-2019, Blueprint Visi 2045 KOPERASI PILAR, pemilihan Ketua Umum dan Ketua Pengawas Dekopin periode 2014-2019, dan Rancangan RUU Perkoperasian yang baru untuk menggantikan UU No.25 Tahun 2012.

Secara khusus Puspayoga mengapresiasi ide besar gerakan koperasi Indonesia tentang Visi 2045 Koperasi Pilar Negara. 

“Saya selaku Menteri Koperasi dan UKM mendukung gagasan dan tekad gerakan koperasi agar menjadikan koperasi sebagai pilar negara,” kata Puspayoga.

Karena itu, lanjut Puspayoga, Kementerian Koperasi dan UKM dan Dekopin harus segera membuat database koperasi Indonesia. 

“Tanpa database yang akurat dan aktual, koperasi pilar negara hanya menjadi angan-angan. Karena itu, saya mengajak Dekopin dan seluruh anggotanya untuk bergandengan tangan membangun koperasi-koperasi kita di desa-desa, di kota-kota, dan koperasi nelayan di pesisir pantai-pantai kita,” kata Menteri Koperasi dan UKM Puspayoga. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement