REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ustaz Erick Yusuf
Semalam ketika saya bersilaturahiim dengan Imam besar kota New york Ustadz Shamsi Ali, ada petikan kalimat beliau yang sangat menggugah saya.
Dai asli Bulukumba Sulawesi Selatan ini menyatakan jika kita umat Muslim di seluruh dunia berani membenahi masing-masing akhlaqnya, niscaya akan menguncang dunia.
Ya ini bukan pepesan kosong, karena umat Muslim di dunia menurut data jumlah penduduk dunia (2013) adalah 7.021.836.029.
Sebaran menurut agama adalah: Islam 22.43 persen, bahkan dikatakan jumlah pemeluk Islam pada 2012 adalah 2.1 milyar.
Sedangkan jumlah pemeluk Kristen dan Protestan adalah 2 milyar. Sehingga Islam saat ini, kendati dibandingkan dengan pemeluk
Kristen dan Protestan sekalipun, sudah menjadi agama terbesar di dunia (www.religiouspopulation). Subhanallah.
Beliau menuturkan peristiwa 9/11 yang menyudutkan umat Islam saat itu tidak menyurutkan semangat dakwahnya. Bahkan sejak awal ustadz Shamsi yakin sekali ini adalah moment kebangkitan dakwah Islam di Amerika.
Dalam kengerian suasana 9/11 walaupun ada beberapa muslim yang dibully bahkan ditembak mati, beliau tetap mendatangi tetangga-tetangganya.
Mengetuk dari pintu ke pintu, untuk menjelaskan peristiwa tersebut tidak berkaitan dengan agama islam. “Siapa menabur biji ia menyemai buah.”
Menurut hasil poll (2012) di Amerika, diketahui sekitar 200.000 orang setiap tahunnya pindah dari agama Kristen ke agama Islam. (www.usislam.org) dan itu salah satu dari kiprah beliau beserta dai-dai Indonesia yang malang melintang di Amerika.
Sepak terjang beliau dalam dunia dakwah dikisahkannya dengan sangat menarik, dari mulai bertemu dengan Presiden Amerika George W Bush, Bill Clinton, Donald Trump, sampai Karen Amstrong.
Dari mulai orang yang mencaci maki Islam pada beliau sampai jatuh hati pada keislaman. Salahsatunya ketika seorang pencaci setelah memaki, ustadz Shamsi tersenyum dan mengajak bersalaman. Setiap cacian dihadapi dengan senyuman.
Selang beberapa bulan, pencaci itu jatuh hati. Lalu ditanya oleh Ustadz Shamsi, pencaci itu menjawab “because you are a good salesman.”
Beliau menyatakan dalam dakwah persentase bicara itu sebetulnya sangat minim. Perilaku yang menjadi ujung tombak dakwah.
Teringat sahabat Ali bin Abi Thalib mengatakan “Hadapilah orang Muslim dengan hatimu, dan hadapilah orang nonmuslim dengan akhlaqmu.”
Saya betul-betul berterimakasih kepada Mas Ippho dan Pak Parni Hadi yang sudah berkenan mengajak saya bersilaturahim dengan Imam besar yang berperawakan kecil namun berhati besar ini.
Tantangan dakwah menurut beliau adalah ketika beliau mencoba meyakinkan seseorang dalam keindahan nilai-nilai Islam, namun banyak kenyataannya orang Islam itu sendiri yang memperlihatkan akhlaq yang tidak bertanggungjawab.
Ya, potret Muslim saat ini adalah cermin di depanmu. Karenanya sebelum menjerit untuk meminta orang di luar sana berubah, mohonkan pada orang di dalam cermin itu terlebih dahulu untuk berubah.
Tidaklah lebih baik dari yang berbicara ataupun yang mendengarkan, karena yang lebih baik di sisi Allah adalah yang mengamalkannya.